55 | Merona

8.6K 707 10
                                    

"....iya, Mi. Aku pulang sekarang!"

Klik.

"Ada apa?" tanya Sinar yang sejak tadi menyimak pembicaraan Darius ditelepon bersama mami.

"Kei kecelakaan." Darius segera mengambil kunci mobilnya cepat.

"Astaga, kok bisa? Terus keadaannya gimana?" Sinar terus bertanya dengan wajah cemas.

Darius menatap Sinar. "Kata Mami cuma lecet doang sih, gue juga nggak tahu gimana kejadian sebenarnya. Gue balik dulu ya."

Sinar mengangguk. "Iya, nggak pa-pa. Salam buat Kei."

Kini gilirian Darius yang mengangguk, dia berjalan cepat keluar dari ruangannya. Wajahnya diliputi rasa cemas luar biasa, begitu mendapat kabar dari mami kalau Keifani hampir saja ditabrak membuat sarafnya seketika mati dan jantungnya berhenti sejenak.

Tiba di rumah dia berlari masuk. "Kei, Kei."

Mami keluar dari kamarnya berseru. "Kei ada kamar, Dar."

Darius mendekati mami. "Mi, gimana keadaan Kei?" tanyanya panik.

"Kei baik-baik aja." Mami mengelus bahu putranya lembut.

Darius mengangguk, tanpa kata berjalan cepat menaiki dua anak tangga sekaligus. Dia membuka pintu kamarnya perlahan, netranya langsung terpaku pada ranjang di mana Keifani duduk sambil menyandarkan dirinya pada headboard yang sudah ditumpuki bantal. Seperti yang dikatakan mami, Keifani memang baik-baik saja. Hanya saja lengan dan kakinya banyak goresan luka serta lututnya di perban.

Matanya bertemu dengan mata kelam milik istrinya yang kini tersenyum lebar menyambutnya, tak tahan lagi Darius berlari memeluk Keifani. Sadar istrinya meringis, dia merenggangkan sedikit pelukannya.

"Mas takut, Kei. Takut banget," bisik Darius di telinga Keifani.

Keifani mendengar itu tersenyum makin lebar, dia menghidu aroma menenangkan yang menguar pada tubuhnya. "Aku di sini, Mas. Aku baik-baik aja kok."

Darius melepaskan pelukannya lalu kedua tangannya menangkup dua belah pipi Keifani seraya mengelusnya lembut. "Gimana kamu bisa keserempet mobil gini, hem?"

Keifani kembali teringat kejadian sebelum dia diserempet, dia dan Deana berencana membuat cookies cokelat tetapi karena mereka kehabisa stock. Maka, dia menawarkan diri untuk membeli ke minimarket di depan komplek. Deana sudah berniat menemaninya, sayangnya Keifani menolak dan menyakinkan Deana bisa jalan sendirian.

Keifani memilih jalan kaki seperti dilakukannya sewaktu belum menikah dulu, jika dia kehabisan stock cemilan dia pasti akan ke minimarket depan komplek. Suasana sore di komplek selalu ramai apalagi di taman, banyak sekali anak-anak bermain bola dan bersepeda di sana. Senyumnya merekah saat disapa oleh anak-anak yang mengenalnya, serta tetangga dekat bloknya.

Sampai depan komplek dia sudah siap akan menyebrang. Namun, ponsel di tangannya bergetar tanda ada pesan WA masuk. Keifani meliriknya sekilas sebelum membuka grup dari kantornya.

Pasukan Bodrex💊

Bentono Hadjaja : Karokean nyokkk🎤

Cella : Yok, dimans?

Karmila : Yok yok yok, kebetulan gue butuh hiburan nih, sumpah ya, laporan akhir bulan sudah menunggu 😣

Rahmat : Yoai, gila aja! Mumet nih pala gue

Bentono Hadjaja : Di palace aja, atau mau di happy puppy Mampang?

Karmila : Happy puppy aja deh

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now