39 | Hukuman Nikmat

14K 726 18
                                    

"Yang benar lo?" jerit Theana tertahan.

Pengunjung Explorasa sedang ramai, bahkan pekikan sahabatnya itu masih mengundang perhatian di sekitar mejanya. Keifani meringis sebelum membungkukkan badannya tanda minta maaf.

"Suara lo bisa dipelanin dikit nggak?" tanya Keifani mendelik kesal.

Theana mengangkat bahunya santai, sebelum memanggil Farel yang kebetulan lewat di depan mejanya.

"Rel, suruh Asya bawa vanilla pesanan Kei ke ruangan gue," perintah Theana.

"Siap, Bu Boss." Farel memberikan gerakan hormat.

Lalu matanya beralih pada Keifani. "Dan lo, ikut gue ke atas. Kita butuh tempat yang lebih privasi, gue nggak mau tahu lo harus menceritakannya secara detail."

Keifani menghela napas, tetapi tetap mengikuti langkah Theana yang lebih dulu naik ke lantai atas. Explorasa mempunyai gedung berlantai tiga, jika di bagian bawah khusus pengunjung untuk outdoor dan indoor, di lantai dua ada mushola, ada beberapa ruang meeting untuk pelanggannya, juga ruangan pribadinya. Sedangkan di lantai tiga ada rooftop dengan berbagai gazebo atau area smoking dan ruangan kamar pribadi dengan fasilitas lengkap milik Arif.

"Jadi?"

"Ternyata Mami udah tahu kalau Bella selingkuh di belakang Mas Darius."

Mereka sudah berada di dalam ruangan Theana, mereka duduk berdampingan di sofa yang ada di ruangan sahabatnya.

"Pantas saja mertua lo ngotot nggak kasih restu," komentar Theana. "Terus?"

Keifani kembali menceritakan semuanya tanpa ada ditutupi, wajah Theana berubah-ubah, kadang mendengus, kadang menghela napas, kadang mencibir. Lebih tepatnya mencibir kelakuan Bella.

"Dasar cewek nggak tahu malu! Nggak tahu diri," umpat Theana begitu Keifani selesai cerita. "Beruntung Darius bisa lepas dari pelakor itu."

Keifani menghembuskan napasnya, matanya menatap langit yang cerah dari balik jendela besar di sampingnya. Jujur dia juga sangat terkejut dengan fakta yang diceritakan Darius tentang Bella, bahkan jauh sebelum itu Mami sudah mengetahui kelakuan Bella. Yang menjadi pertanyaannya, mengapa Mami tidak pernah menceritakan kebusukan Bella di hadapanya Darius?

Keifani yakin Darius akan percaya jika Mami yang bicara apalagi dengan menunjukkan bukti, beda lagi jika dia yang bicara, jelas saja Darius tak akan percaya dan tanpa bukti nyata pula. Dia hanya melihatnya sekali saja, itupun di tempat keramaian.

"Jadi mereka putus dong?"

Keifani tersadar lantas memusatkan perhatiannya pada Theana. "Menurut lo gimana?"

Theana berseru gemas. "Ya putuslah!"

"Nah, lo tahu. Terus kenapa tanya lagi."

Theana cengengesan. "Syukurlah, akhirnya Darius bisa lepas dari jeratan pelakor macam Bella. Eh, tapi tapi, Darius belum nyoblos si titisan nenek gayung, kan?"

Keifani mendelik tajam. "Nyoblos? Emang Bella ikut nyaleg, ya?" tanyanya sinis. "Bahasa lo, The. Untung kita udah di ruangan lo, kalau sampai pelanggan lo dengar pada kabur semua, Explorasa bisa gulung tikar!"

"Hussh, enak aja!" Theana memukul lengan Keifani. "Omongan adalah doa, Kei. Makanya jangan ngomong sembarangan!"

"Lo duluan yang ngomong sembarangan, nyoblos nyoblos apaan itu!"

"Yeyy, wajar dong gue tanya gitu. Secara Darius pacaran sama pelakor itu sampai dua tahun, nggak mungkin dong hubungan mereka selama ini hanya pegangan tangan dan cipok ala anak sekolah. Gaya pacaran mereka pasti sudah melibatkan air liur, sentuhan, desah-desah manja, rintihan... Adduuhhhh!" Theana memgaduh. "Kok gue ditabok?" jeritnya cepat.

Loveable Ties (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang