Empat

89 16 0
                                    

Hospital, 2022.

Jae Hyun sibuk duduk termenung di salah satu kursi yang terdapat di sisi ranjang sebuah ruangan VIP rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jae Hyun sibuk duduk termenung di salah satu kursi yang terdapat di sisi ranjang sebuah ruangan VIP rumah sakit. Sejak beberapa waktu yang lalu, pikirannya terasa begitu penuh sesak tak bisa diberikan jarak sama sekali. Terlalu banyak kejadian yang terjadi dalam satu waktu yang sama. Kematian mendadak adik kembarnya, publik yang geger mencari tau identitas adik kembarnya bahkan sampai kedatangan mendadak Sang Kekasih dari adik kembarnya sampai pingsan. Pria itu hampir tidak tau perasaan seperti apa yang harus ia rasakan dalam dirinya.

Sudah sekitar beberapa jam sejak Jae Hyun berhasil membopong Ji Na ke rumah sakit. Diagnosa dokter : tidak ada penyakit serius, Ji Na hanya kelelahan. Wanita itu bahkan sedang tertidur begitu pulas di ranjang dengan balutan selimut tebal yang super nyaman di tubuhnya.

Sementara, Jae Hyun memijat tengkuk lehernya. Ia belum merebahkan tubuhnya sama sekali.

Yun Oh, tidak bisakah kau membiarkan aku sedih karena kepergianmu sebentar? Haruskah aku ikut repot memikirkan kekasihmu ini? Batin Jae Hyun.

Isi pesan Yun Oh yang masih tersimpan dalam ponsel Jae Hyun jelas sekali mengganggu pikirannya. Bagaimana bisa ia menjaga seseorang yang bahkan tak ia kenal sama sekali⸺selain namanya⸺?

CKLEK.

Suara pintu yang terbuka dan tertutup lagi, hingga diikuti suara langkah kaki seseorang memasuki ruangan, membuat Jae Hyun bergerak dengan malas beranjak dari kursinya. Ia tak menoleh untuk mencari tau siapa yang datang. Memilih untuk menghampiri sofa dan merebahkan tubuh super lelahnya di atasnya.

"Ya! Jae Hyun-ah," suara Sung Jin terdengar semakin mendekat, meskipun Jae Hyun menebaknya dari kedua telinganya lantaran kedua matanya ia tutup rapat-rapat dengan bantuan lengannya.

"Hm?" balas Jae Hyun seperlunya.

"Kau tau siapa wanita ini?"

Sofa tempat Jae Hyun merebahkan tubuhnya bergoyang sedikit. Ia merasakan Sung Jin ikut menduduki bagian sofa di sisi kakinya.

Mendengar suara menggebu-gebu⸺meskipun sedikit berbisik⸺dari Sung Jin, Jae Hyun pun harus repot-repot melepaskan lengan dari kedua matanya. Lantas, memandang Sung Jin mengantuk.

"Hmm, hanya namanya," lagi, Jae Hyun membalas seperlunya. Kemudian, mengembalikan posisi lengannya semula untuk menutup kedua matanya. "Yun Oh memang sering menceritakan banyak. Tapi, kebanyakan aku lupa karena aku sibuk. Hhh~ Jika diingat-ingat, aku terlalu dingin pada Yun Oh dulu. Harusnya pria itu benci padaku."

"Ck!" Sung Jin berdecak sambil memukul paha kekar Jae Hyun. "Ini bukan waktunya untuk menyalahkan dirimu sendiri terus. Dengar, ada satu informasi penting tentang wanita itu."

Jae Hyun enggan mendengarnya. Ia merubah posisi tidurnya menjadi miring ke sisi kirinya⸺memunggungi Sung Jin.

"Ya! Ini ada sangkut pautnya dengan pesan yang Yun Oh sampaikan untukmu," Sung Jin memukul pantat Jae Hyun, memberi peringatan agar pria itu mau mendengarkannya. "Hwang Ji Na ini putri dari pemilik perusahaan ARDNT Group. Kau pasti tau kan perusahaan itu sempat geger sekali beberapa tahun yang lalu?"

TWINS : My First and My LastWhere stories live. Discover now