Lima Puluh

141 8 2
                                    

Beberapa bulan setelahnya….

Hari anniversary pernikahan Jae Hyun dan Ji Na yang ke dua sudah berlalu sekitar lima bulan yang lalu. Sepasang suami-istri yang masih dibalut bara asmara yang masih meletup-letup itu secara resmi mencoret mengenai pernikahan kontrak mereka yang seharusnya sudah berakhir waktu itu. Jadi, alih-alih bercerai, Jae Hyun justru membawa Istrinya berlibur ke Eropa. Mereka merayakan ulang tahun pernikahannya yang kedua tahun dengan berkeliling di negara-negara yang ingin mereka kunjungi. Ya, sebagai honeymoon yang sesungguhnya. 

Jae Hyun dan Ji Na bahkan sempat pulang ke Berlin. Mereka menemui keluarga besar Ji Na⸺termasuk nenek dan kakek Ji Na di sana. Menemui Ludwig, kedua kakaknya, juga beberapa anjing dan kucing peliharaan Ji Na yang terpaksa harus ia tinggalkan di Berlin bersama keluarganya. 

Pernikahan ini penuh cinta. 

Bahkan, sebenarnya, Ji Na sempat mengandung. Ia sempat hamil. 

Meskipun sayangnya, Ji Na dan Jae Hyun harus kehilangan calon buah hati mereka sebelum mengetahuinya bahwa Ji Na telah hamil.

Waktu itu, sepulangnya Jae Hyun dan Ji Na dari liburan luar biasanya di Eropa, Ji Na jatuh sakit. Ia demam cukup tinggi. Hingga suatu malam, sakit perut yang luar biasa menyerang Ji Na dengan leleran darah berwarna sangat pekat yang perlahan-lahan luruh di sekitar paha dan kakinya. Di malam itu, di saat Jae Hyun berhasil membawa Istrinya ke rumah sakit, keduanya harus mendapati kenyataan pahit bahwa Ji Na keguguran. Mereka kehilangan calon buah hati mereka yang keberadaannya belum sempat mereka ketahui. Padahal seharusnya usia kandungan Ji Na sudah memasuki usia 5 minggu. 

Ji Na cukup terpukul dengan kejadian itu. Orang tua Jae Hyun⸺yang segera mengetahuinya⸺pun ikut mengomeli Jae Hyun waktu itu. Intinya, Ji Na menjalani proses pemulihan cukup lama. Wanita itu dirawat di rumah sakit selama kurang lebih 5 hari, dengan catatan: Ji Na belum boleh hamil kembali dalam jangka waktu 3 bulan ke depan. 

Jadi, 2 bulan setelah Ji Na dinyatakan sehat kembali, wanita itu jadi lebih sering memeriksa tanggal menstruasinya dengan rajin. Ia lebih sering membeli testpack dan mengecek kehamilannya. Seperti malam ini, di weekend malam, Ji Na membuat Suaminya menunggu dengan cemas di dalam kamar mandi; menunggu hasil testpack yang Ji Na lakukan di dalam kamar mandi mereka. 

“Baby,” Jae Hyun memanggil Istrinya, berharap Ji Na segera keluar dari kamar mandi. Pria itu juga gelisah setengah mati. Ia sibuk mondar-mandir ranjang dan pintu kamar mandinya beberapa kali. Hingga akhirnya, pria itu memutuskan untuk menghampiri kamar mandinya.

TOK…TOK…

“Ji Na? Sayang?” Jae Hyun tak sabaran.

CKLEK.

Dan, Ji Na pun segera menjawab panggilan Suaminya. Wanita itu keluar dari kamar mandinya dengan pandangan yang masih ia tancapkan pada testpack di tangannya. Raut wajahnya terlihat muram dengan kedua sudut bibir yang terjun bebas. 

Jae Hyun mendapatinya, dugaan atas jawaban dari hasil testpack Istrinya. 

“Hey,” Pria itu segera menghampiri Ji Na, merengkuh wajahnya untuk membuat wanita itu menatap langsung matanya. 

Dan, benar. Ji Na menjawabnya dengan gelengan kepala yang sangat pelan. Ia belum hamil.

“Maaf, Jeff,” tutur Ji Na dengan suara tercekat. 

“Tidak apa,” Jae Hyun segera membawanya ke dalam pelukannya. Ia biarkan Istrinya meluapkan kekecewaannya sambil memeluk pinggangnya erat-erat dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Jae Hyun. “Tidak perlu terburu-buru. Kita baru mencobanya lagi selama 2 bulan ini.”

TWINS : My First and My LastWhere stories live. Discover now