Tiga Puluh Tujuh

104 9 2
                                    

"Hm. Aku sudah ada di dalam ruang kerjamu,"

Sambil menjepit ponsel di antara telinga dan bahu kananya, tangan dan netra Ji Na bergerilya ke sekitar meja kerja suaminya yang cukup berantakan. Wanita itu mengangkat satu-persatu tumpukkan berkas yang belum dirapihkan Jae Hyun sejak semalam, dan menumpuknya dengan rapi ke sisi lain.

"Mapnya berwarna putih, Babe. Ada tulisan ARDNT BRAND AMBASSADOR PROJECT di sampulnya," Jae Hyun bersuara, menitah dan menginformasikan barang yang ia butuhkan dengan sangat lembut. Bahkan, bibirnya sudah sangat lihai memanggil Sang Istri dengan sebutan 'Baby' atau semacamnya. Oh, ya, penjelasan singkat : Jae Hyun bermaksud membuat Ji Na sadar bahwa Ia sudah sedalam itu mencintai Ji Na dengan cara memanggilnya dengan panggilan sayang setiap harinya.

Tapi, Si Lelet Hwang Ji Na tak begitu menggubris panggilan sayang Jae Hyun barusan. Ia lebih sibuk menggigit bibir bawahnya sambil menyisir satu-persatu berkas bermap putih yang ada di atas meja.

"Oh! Ada," jerit Ji Na begitu ia mendapati map cukup tebal di dekat laptop Jae Hyun. Wanita itu membukanya, memeriksa bahwa berkas yang Jae Hyun butuhkan benar-benar ada ditangannya.

"Good. Antar ke kantorku sekarang, ya?"

"Hm. Kau membutuhkannya sekarang? Masih ada yang perlu aku bawakan sekalian?" Ji Na membuka lembar demi lembar berkas tersebut. Ia mendapati beberapa profil artis dengan mapping mengenai outfit dan konsep Photoshoot mereka masing-masing. Bahkan, ada gambar Ten yang terpampang di lembar tersebut. Ji Na terkekeh melihatnya begitu ada tanda hati yang tergores dengan tinta pulpen di samping fotonya.

Pasti kelakuan Soo Hwa ini, batin Ji Na menertawakan gambar hati di samping foto Ten.

"Tidak, Sayang. Antar itu saja ke kantor. Kutunggu, ya."

"Iy-..eh?" Si Lelet Ji Na akhirnya mendengar panggilan itu. Wajahnya otomatis memerah menciptakan blush on natural di daerah tulang pipinya.

"Kututup telephonenya," Jae Hyun tak merespon salah tingkah Istrinya. Sepertinya, Ia pun tengah cukup sibuk karena di sekitar pria itu terdengar cukup bising oleh suara beberapa orang. Sampai akhirnya sambungan telephonenya diputus sepihak oleh Jae Hyun.

Tingkah Jae Hyun berhasil menyisakan bekas hangat di hati Ji Na. Wanita itu meletakkan ponselnya sejenak sambil tersenyum konyol. Meskipun tak berlangsung lama.

Kedua sudut bibirnya perlahan-lahan turun begitu jemarinya membalik lembar berkas berikutnya. Profil seorang wanita cantik berambut pirang dengan nama Crystal yang tersemat di bawah fotonya berhasil mengubah mood Ji Na menjadi turun drastis detik itu juga. Ji Na tidak mengenal wanita itu. Ia hanya tau Crystal merupakan seorang artis terkenal yang pernah dekat dengan Suaminya.

Ji Na tau Crystal. Nama itu selalu muncul di halaman komentar sosial medianya setiap kali Ia mengunggah gambar bersama Jae Hyun. Komentar berisi hujatan dan dukungan agar Ji Na segera menceraikan Jae Hyun, karena Pria itu lebih cocok dengan Crystal. Begitu.

Komentar yang hampir selalu mengisi hari-hari Ji Na selama menjadi Istri dari Jae Hyun.

Komentar yang selalu berhasil membuat nyali Ji Na ciut setiap kali ia mau memberanikan diri untuk jatuh cinta pada Jae Hyun.

Crystal sangat cantik. Tubuhnya semampai dan mulus tanpa cacat.

Wanita itulah yang membuat Ji Na menarik kursi kerja Jae Hyun pagi ini. Ia memposisikan diri di depan laptop Suaminya, menggerakkan jemarinya untuk menuju halaman browser dan mencari : Crystal dan Jae Hyun.

Begitu banyak berita mengenai mereka berdua. Tentang Jae Hyun yang mengidolakan Crystal sejak ia baru debut. Tentang Jae Hyun yang diisukan pernah menjalin hubungan dengan Crystal diam-diam di belakang publik. Tentang Jae Hyun yang mengatakan mengenai cinta pertamanya dan semuanya merujuk pada Crystal. Tentang kencan mereka berdua yang pernah tertangkap media.

TWINS : My First and My LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang