Enam Puluh (END)

129 8 6
                                    

Beberapa bulan berlalu. Kehamilan Ji Na pun mulai memasuki bulan kelima. Perut ibu hamil itu mulai terlihat membuncit dengan bulat yang⸺kata Jae Hyun⸺amat menggemaskan. Kehamilannya sehat, meskipun beberapa kali Ji Na pernah diberi tau oleh Dokter Kim untuk menjaga pola makannya karena tekanan darahnya sempat turun⸺meskipun tidak membahayakan. Yang jelas, itulah yang membuat isi lemari pendingin wanita itu kini penuh dengan banyak buah-buahan dan sayur-mayur yang baru selesai ia tata dengan rapih.

“Huff,” keluh ringan Ji Na sambil menyeka keningnya yang sama sekali tak berkeringat sedikit pun. Ia lantas berdecak bangga sambil memperhatikan deretan buah dan sayur yang ia tata begitu apik di dalam kulkas. “Wah, aku bisa membuka supermarket kalau begini ceritanya,” komentarnya sambil tertawa. 

Lantaran, Jae Hyun benar-benar luar biasa protektif akan kehamilannya kali ini. Dia lah yang menyebabkan⸺seolah⸺hampir seluruh isi buah dan sayur di supermarket pindah ke kulkas di rumahnya sekarang. Benar-benar penuh. 

Usai menyelesaikan menata isi kulkasnya. Ji Na pun menutup pintu kulkasnya. Ia segera disuguhkan oleh papan bening yang menempel pada daun pintu kulkasnya. Papan bening tersebut merupakan papan catatan kehamilan Ji Na setiap bulannya, beberapa dilengkapi dengan foto usg yang sengaja Ji Na tempel di bawah tabel bulannya. 

“Bulan kelima,” Ji Na pun bergerak meraih satu foto usg yang tadi siang ia ambil saat check up⸺ditemani Jae Hyun. Wanita itu pun menempel foto usg di bawah tabel bertuliskan ‘Bulan Kelima’ dengan magnet pada papan beningnya. 

“Tekanan darah normal,” Wanita itu pun menuliskan sambil mengeja satu persatu catatan yang ia terima dari Dokter Kim dengan spidol biru pada papan beningnya. “Suhu tubuh normal. Berat bayi dan ibu cukup. Makan porsi kecil dan sering. Gender bayi kemungkinan laki-laki.”

Senyum Ji Na terulas sangat lebar begitu ia mengeja informasi terakhir mengenai gendernya. Meskipun masih berupa pernyataan kemungkinan, namun itu saja sudah membuat Ji Na sangat bahagia. Artinya, Jeffrey mini version benar akan lahir dari perutnya, hahaha…

“Ya, Eomma. Kata Dokter Kim tadi kemungkinan laki-laki,” 

Ji Na menoleh begitu suara Jae Hyun terdengar berada di sekitarnya. Pria itu terlihat baru saja menduduki sofa yang berada di ruang tengah dengan ponsel yang menempel di telinga kanannya. 

Wanita itu pun segera menyudahi aktivitasnya. Ia melangkah menghampiri Sang Suami dan bergabung di sofa bersama Jae Hyun. Pria itu bahkan menyambut Ji Na dengan segera mengalihkan tangannya untuk melingkar di sekitar pinggang Ji Na.

“Eomma,” Ji Na menyambar, mengambil alih ponsel dari tangan Jae Hyun untuk bicara dengan Ibu Mertuanya. Wanita itu menekan tombol loudspeaker dan membuat suara Sang Ibu Mertua menggelegar membalas sapaannya. 

“Uri Myeoneuri~ O, bagaimana hasil check up kehamilanmu bulan ini? Semua baik-baik saja, kan?” 

“Ya, Eomma. Semua normal dan baik-baik saja. Tekanan darahku pun sudah normal,” jawab Ji Na. 

“Baguslah. Pertahankan dengan baik, eo. Banyak makan buah dan sayur. Ibu hamil itu harus sedikit-sedikit makan dalam porsi kecil, ya. Nanti Eomma kirimkan makanan kalau kau tidak sempat memasak.”

Ji Na tersenyum mendengar ide Ibu Mertuanya. “Ya, Eomma.”

“Oh, ya, Ji Na, Eomma sudah bilang pada Suamimu untuk datang ke rumah besok malam. Yun Oh bilang ingin memperkenalkan calon istrinya dengan keluarga kita.”

“Benarkah?” Ji Na melotot dengan cengiran bahagia ke arah Jae Hyun. 

Jae Hyun menjawab dengan satu anggukan lengkap dengan senyum lebarnya. “Dia akhirnya ingin menikahi Shi Young,” info Jae Hyun pada Ji Na. 

TWINS : My First and My LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang