Lima Puluh Enam

116 11 5
                                    

Adiknya kembali⸺rupanya masih hidup. 

Di sisi lain, Sang Adik merupakan mantan kekasih dari Istrinya⸺cinta pertama Ji Na⸺yang pernah membuat Sang Istri begitu terpuruk setelah ditinggal olehnya. 

Setelah melalui proses yang susah payah bagi Istrinya untuk melupakan cinta pertamanya dulu. Kini, Pria yang pernah dicintainya begitu dalam itu kembali muncul di hadapan Sang Istri. Kembali membuat hati Sang Istri⸺mungkin⸺berdebar akan kehadirannya. 

Setelah pada akhirnya, Ji Na memutuskan untuk jatuh cinta padanya⸺pada Jae Hyun. Yun Oh justru kembali. 

Jae Hyun menghela napas diam-diam dan super berat sambil memandang Yun Oh dan Ji Na bergantian. Mereka bertiga telah duduk di ruang makan, dengan Ji Na yang duduk di antara Yun Oh dan Jae Hyun. Sang Istri bahkan mencondongkan tubuhnya menghadap Yun Oh, sibuk menyimak cerita yang tengah Yun Oh paparkan mengenai; kematian palsunya dan proses penyembuhannya. Cerita singkatnya, rupanya tubuh Yun Oh yang mengambang hampir benar-benar mati itu ditemukan oleh seorang dokter perempuan. Dokter itu menyelamatkan Yun Oh dan membawanya ke rumahnya hingga benar-benar pulih. Di titik ini, Jae Hyun sadar bahwa ada kekeliruan saat penemuan mayat yang mereka kira sebagai jasad Yun Oh dulu dan menguburnya di bawah nisan bernama Yun Oh. 

Bukannya Jae Hyun jahat terhadap Yun Oh karena ia tak begitu bahagia dengan kembalinya Yun Oh. Hanya saja, rasanya campur aduk bagi Jae Hyun. Ia hampir tidak tau harus merasakan bahagia⸺karena Yun Oh ternyata masih hidup⸺atau, takut⸺karena Yun Oh sewaktu-waktu akan menagih janjinya untuk meminta Ji Na kembali. Yang jelas, saat Jae Hyun⸺secara tidak sengaja⸺bertemu dengan Yun Oh di supermarket tadi, hatinya seolah terbelah menjadi dua; hati seorang Kakak yang adiknya kembali, dan hati seorang suami yang mantan kekasih Istrinya kembali. 

“Ah, Syukurlah kalau begitu,” 

Lamunan Jae Hyun terusik setelah indera pendengarannya menangkap suara nyaring Istrinya. 

“Jadi, kau ditemukan oleh seorang dokter perempuan yang mengobatimu sampai sehat lagi seperti sekarang,” Ji Na tersenyum, terlihat lega dan memancarkan binar di kedua matanya. “Syukurlah kau ditemukan oleh seorang dokter, Yun Oh. Apa yang luka? Apa masih sakit?”

Yun Oh menggelengkan kepalanya. Pria itu menurunkan letak kaca matanya sejenak, menunjukkan bekas luka yang cukup dalam berada di tulang pipinya sebelah kanan. 

“Ada satu bekas luka yang tidak bisa hilang di sini,” tutur Yun Oh menginfokan.

Ji Na pun mendekatkan wajahnya, memperhatikan dengan seksama bentuk bekas luka Yun Oh yang berada di tulang pipinya. “Ah, benar. Ini pasti lukanya dalam sekali,” ucapnya sambil mengusap bekas luka Yun Oh yang ada di tulang pipinya.

Usapan Ji Na yang membuat Jae Hyun melengos, enggan melihat interaksi tersebut karena hatinya berdenyut nyeri. Apa yang bisa ia rasakan sekarang? Saat Istrinya berinteraksi akrab dengan mantan kekasihnya, yang juga merupakan adik kandungnya sendiri?

“Kata Dokter Yong, kemungkinan ini luka bekas tertusuk batu atau kayu,” jawab Yun Oh.

“Ish!” Ji Na sibuk meringis ngilu.

“Tapi sudah tidak sakit,” Yun Oh tersenyum dan kembali memasang kaca matanya. 

“Kita harus berterima kasih pada Dokter Yong,” Ji Na ikut tersenyum.

Dan, sialnya, meskipun sudah melengos. Sudut mata Jae Hyun masih bisa menangkap momen manis tersebut, hingga membuatnya tanpa sadar mengepalkan telapak tangannya di atas pahanya sendiri. 

“Maaf karena harus mengambil keputusan itu, Ji Na,” nada suara Yun Oh berubah menjadi serius. Pria itu bahkan meraih tangan Ji Na dan menggenggamnya erat. “Maafkan aku karena harus meninggalkanmu dengan cara seperti itu.”

TWINS : My First and My LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang