Empat Belas

85 14 2
                                    

"Aku tidak berharap hasilnya akan seperti ini,"

Suara dari sebrang sambungan telphone antara Jae Hyun dengan seorang hacker yang sengaja ia ubah nada suaranya. Meskipun begitu, Jae Hyun bisa menebak dengan jelas itu adalah suara Yoo Gyeom.

"Masih ada yang membelamu. Kau benar-benar tidak berada pada definisi terjun bebas seperti yang kuharapkan," sambung Sang Hacker yang terdengar begitu berat dan dalam.

Jae Hyun memutar bola matanya; jengah.

"Artinya, kau memang tidak boleh terlalu serakah, Kim," Jae Hyun tak ingin tanggung-tanggung. Ia biarkan dirinya sebut marga Yoo Gyeom untuk memberikannya sedikit ancaman. "Kau pikir aku tidak tau siapa dirimu? Tak perlulah sok misterius begini. Muak sekali mendengar autotune-mu."

Sang Hacker menggelegarkan tawa. "Siapa yang menjamin kau akan benar-benar menebak siapa diriku, hah?"

"Terserah. Yang jelas, aku tak ingin membuang waktu dengan bicara padamu. Sudah kuturuti semua permintaanmu. Seluruh media sudah mengumumkan hubunganku dengan wanita itu,bahkan sampai rencana pernikahan kami. Sekarang, kembalikan identitas calon istriku."

Sang Hacker tertawa lagi. "Ow. Bukankah kalian sudah terdengar sangat romantis? Kau menyebutnya calon istrimu."

"Kau ingin aku merekam telephone ini sebagai ancaman awal? Atau, segera lakukan yang kuperintahkan sebelum aku berubah pikiran, Kim."

Hening sejenak. Tak ada jawaban apapun dari sebrang telphone.

"Hah. Kau lamban sekali," serobot Jae Hyun. Pria itu menyandarkan punggungnya dengan santai pada dinding rumah sakit sambil melipat salah satu kakinya ke atas kaki lainnya. Ia duduk di deretan bangku yang terdapat di koridornya.

"Apa jaminanku bahwa kau tidak akan melaporkan ini?"

Jae Hyun menyunggingkan senyum miring. "Kau takut?"

Hening.

Jae Hyun menghela napas panjang, puas dan meledek. "Nyalimu ciut, Kim. Tapi, berani-beraninya kau membayar seseorang untuk meretas identitas Ji Na atas nama dirimu. Tidakkah kau takut suatu saat ini akan terbongkar dengan sendirinya meskipun aku bungkam? Aku bisa hidup tenang, damai, meskipun tanpa ketenaran. Kau? Hahaha... Aku tak yakin kau bisa tidur nyenyak setelah ini."

"DIAM!"

"Bingo! Aku tepat sasaran."

"Aku bisa saja menjual identitas calon istrimu ini sekarang."

Jae Hyun berdecak sebal. "Tidak usah mengancamku terus. Aku bisa saja membayar seseorang untuk mencari hacker sungguhannya sekarang. Karena kenyataannya, hackermu itu rupanya masih meng-enkripsi data-data calon istriku dan kau, hacker amatiran yang tidak bisa mendeskripsinya sendiri. Menyedihkan. Aku tidak tau harus takut atau kasian."

"Buktinya kau menurutiku sekarang. Yah, setidaknya banyak brand ternama yang langsung memutuskan kontrak denganmu. Itu sudah cukup sebagai awal kejatuhanmu, Jeffrey."

"Aku tau. Makanya, cepat. Aku perlu identitas calon istriku kembali untuk bisa membuat calon Ayah mertuaku terbang ke Korea dengan aman. Kau menginginkan pernikahan kami, kan? Jadi, jangan buat ini jadi makin sulit."

"Kenapa kau terdengar begitu menginginkan pernikahan ini?"

"Kau bertele-tele. Ia tau tidak?"

Hening.

"Dengar, ya. Keputusanmu ada dalam 1 menit dari sekarang. Kalau kau tidak segera mengembalikan identitas Ji Na, maka aku akan segera mencari pengacara sekarang juga dan mempolisikanmu. Kau tau, kan? Hukuman bagi para peretas minimal adalah video pengakuan kesalahan di publik dengan denda yang ditentukan pengadilan. Kau siap wajahmu terpampang di seluruh televisi sebagai penjahat, hah?"

TWINS : My First and My LastWhere stories live. Discover now