Lima Puluh Sembilan

94 7 1
                                    

Beberapa bulan berlalu. 

Hari demi hari dilalui layaknya roller coaster di sebuah taman bermain. Kehidupan rumah tangga Ji Na dan Jae Hyun benar-benar fluktuatif; naik-turun sangat ekstrim. Namun, selayaknya permainan roller coaster bahwa penumpangnya perlu mengencangkan sabuk demi keamanan. Maka itulah yang Jae Hyun dan Ji Na lakukan; mengencangkan sabuk. 

Dalam beberapa bulan ini, setidaknya roller coaster kehidupan Ji Na dan Jae Hyun berhasil mendarat di tujuan dengan aman. Meskipun mereka harus melalui masa-masa memabukkan, penuh tekanan, banyak air mata dan jerit ketakutan. Tapi, keduanya berhasil menyelesaikan⸺setidaknya⸺satu masalah ini dengan tawa bahagia yang melegakan. 

Tawa bahagia mereka muncul persis ketika sidang keputusan hukuman untuk Yoo Gyeom dan beberapa orang yang membantunya pun dijatuhkan. Itu terjadi sekitar beberapa hari yang lalu. Seluruh media membicarakan dan memberitakannya. Baiknya, banyak komentar positif yang hinggap untuk Jae Hyun dan Ji Na. Itu adalah ending yang jauh lebih melegakan bagi siapapun, ya, kan?

Jae Hyun dan Ji Na juga sudah pindah dari rumah mereka yang lama. Mereka kini memiliki rumah yang lebih mewah dan lebih aman dari sebelumnya di kawasan Hannam Hill. Rumah itu juga bahkan sudah selesai direnovasi dengan permintaan desain dapur khusus untuk proses memasak Ji Na. Setidaknya dalam beberapa bulan setelah kepindahan pasangan suami-istri ini di rumah barunya, Jae Hyun dan Ji Na seolah kembali menata kehidupan rumah tangga mereka dari awal lagi. Memperbaiki apa yang perlu diperbaiki, dan mengembangkan apa yang baik demi rumah tangga mereka. Oh, ya, ini rumah tangga mereka sangat sehat dan harmonis. 

Baiklah. Masalah Yoo Gyeom selesai. Kita tinggalkan masalah yang pelik itu. Masuk ke dalam bagian bahagianya. 

Bagian bahagianya adalah Ji Na kali ini berada di dalam sebuah ruang dokter kandungan untuk memastikan kehamilannya. Pagi tadi, wanita itu menyadari keterlambatan menstruasinya yang sudah terlewat cukup lama. Ia lantas melakukan tes dengan stok testpack di rumahnya. Hasilnya menunjukkan dua garis; artinya, ia hamil. Dan, hasil membahagiakan itu lantas segera Ji Na bawa seorang diri ke sebuah rumah sakit untuk menemui dokter kandungan yang merupakan teman dekat kakaknya. 

Dokter Kim Seol Rin pun menyerahkan hasil usg nya pada Ji Na di atas mejanya. Wanita seumuran Hwang Min Hyun itu pun tersenyum cerah pada Ji Na yang masih sibuk memeriksa video yang ia ambil di ponselnya. Sebuah video yang merekam suara detak jantung calon buah hatinya yang ia ambil saat usg tadi. 

“Ingat, Ji Na. Kau tetap harus ekstra hati-hati. Tidak boleh terlalu lelah. Kurangi kegiatan berjualan kue dulu. Full istirahat. Mengingat kau pernah mengalami keguguran di kehamilan pertamamu dulu,” Dokter Kim mengingatkan dengan nada begitu bersahabat pada Ji Na. 

Ji Na pun meletakkan ponselnya ke atas meja. “Ya, Dokter Kim. Aku akan benar-benar mendengarkanmu kali ini. Aku harus istirahat.”

Dokter Kim Seol Rin mengangguk puas. “Aku ikut senang mengetahui kehamilanmu. Mau aku atau aku yang beri tau berita bahagia ini pada Kakakmu?”

Ji Na mengerling. “Kau saja boleh, Dokter Kim. Aku perlu memberikan topik membahagiakan ini demi perkembangan hubunganmu dengan Kakakku. Ish! Hwang Min Hyun itu memang terkadang terlalu ambisius bekerja. Ia sampai tidak menyadari perasaanmu padanya.”

“Jangan bahas itu, huh!” Dokter Kim Seol Rin menyelak dengan kedua pipi memerah. 

“Ngomong-ngomong, Min Hyun Oppa akan ke Korea minggu depan.”

“Hwang Ji Na!” Dokter Kim Seol Rin menyambar, sementara Ji Na tertawa puas karena berhasil meledeknya. 

“Sudah. Yang penting, jangan lupa bulan depan untuk check up bulanan ke sini, ya,” Dokter Kim memilih untuk menyudahi topik pembicaraan mengenai Min Hyun, atau ia akan benar-benar berubah menjadi kepiting rebus. 

TWINS : My First and My LastDonde viven las historias. Descúbrelo ahora