Tiga Belas

82 12 0
                                    

20 Hours Before....

Beberapa jam yang lalu, seorang dokter keluar dari ruangan dan menyampaikan mengenai kondisi Ji Na pada Jae Hyun dan Sung Jin. Dari sekian banyak penjelasan yang tak Jae Hyun pahami, intinya, Ji Na berada pada kondisi yang bisa dibilang kurang begitu baik. Meskipun goresan di pergelangan tangannya tak berhasil mengenai urat nadinya, tetapi goresan itu cukup dalam dan membuatnya kehilangan cukup banyak darah. Transfusi darah sudah dilakukan tapi kadar oksigen Ji Na masih begitu rendah sehingga membuatnya tak sadarkan diri. Dokter perlu memeriksa lebih lanjut mengenai kondisi Ji Na setelah beberapa jam ke depan.

Setelah kondisi yang semakin menyesakkan dada itu membuat keadaan semakin pelik, Jae Hyun pun berusaha sekuat tenaga mencari jalan keluar. Ia belum juga masuk dan melihat kondisi Ji Na setelah wanita itu dipindahkan ke ruang rawat. Ia biarkan Sung Jin yang menemaninya, sembari memberikan kabar untuk keluarganya di Berlin. Sementara, Jae Hyun rungsing di luar ruangan. Sibuk mondar-mandir sambil melipat kedua tangannya di dada.

Intinya, peluang Ji Na untuk sembuh cukup besar. Artinya, Jae Hyun tak bisa gegabah untuk segera menyampaikan isi pesan Ji Na dalam surat yang wanita itu tulis untuknya. Ia masih berharap Ji Na masih hidup.

CKLEK.

"Jae Hyun-ah,"

Langkah Jae Hyun terhenti begitu Sung Jin keluar ruangan dan memanggilnya pelan.

"Ludwig ingin bicara denganmu," pria itu menyodorkan ponsel Jae Hyun pada pemiliknya. Selama ini, ponsel itu ada pada Ji Na dan belum sempat Jae Hyun pegang lagi sampai sekarang.

Jae Hyun pun menerima ponsel itu dengan sedikit gemetar. Sementara, Sung Jin kembali memasuki ruangan.

"N-ne, Abonim?"

Ia berusaha membuat dirinya tenang dengan mengambil posisi duduk di salah satu kursi yang berderet di lorong rumah sakit.

Ia berusaha membuat dirinya tenang dengan mengambil posisi duduk di salah satu kursi yang berderet di lorong rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jae Hyun, did...did Ji Na need any blood transfusion? Did...did the stocks still available for her?"

Suara Ludwig bergetar. Terdengar begitu jelas dan membuat Jae Hyun memijat pelipisnya.

"Don't worry, Sir. The stocks is still available enough for Ji Na. I-i mean...I hope she doesn't need more blood transfusion. We hope for her quick recovery."

Jae Hyun sendiri khawatir. Tapi, ia tau, Ludwig jauh lebih khawatir karena ia tidak bisa segera ke Korea lantaran berita yang masih begitu simpang siur tentang putrinya.

"Jae Hyun, please take care of her until i arrive in Korea."

Situasinya juga berbahaya untuk Ludwig. Identitas Ji Na yang diblokir membuat Ludwig masuk ke dalam daftar mencurigakan di Korea, sehingga sulit baginya untuk terbang ke Korea dan menemui putrinya yang terkapar di rumah sakit ini. Beban ini semakin terasa berat untuk Jae Hyun.

TWINS : My First and My LastWhere stories live. Discover now