Tiga Puluh Dua

82 8 2
                                    

“ARDNT Department Store kembali buka di Myeongdong setelah dinyatakan bangkrut sejak 5 tahun yang lalu. Pembukaan ARDNT Department Store kali ini akan dipimpin oleh Wakil CEO dari Jung’s Company sebagai induk perusahaan ARDNT Department Store, yaitu, Jung Jae Hyun. Sebagian warga Korea terlihat telah memadati pelataran gedung⸺”

Kira-kira seperti itu tayangan berita-berita yang kini muncul di setiap televisi sebagai breaking news pagi ini. Hampir semua stasiun televisi, bahkan channel di yout*be membahas mengenai pembukaan ARDNT Department Store. Sang Wakil CEO yang namanya disebut bahkan sibuk memutar berita tersebut dari layar ponselnya. Jae Hyun menyunggingkan senyum tipis, lega lantaran banyak berita dan artikel yang baik hari ini. 

(Jae Hyun Outfit)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jae Hyun Outfit)

“Ada banyak sekali orang di luar,” Sang Istri berkomentar mengenai banyaknya orang yang hadir dan mengantri untuk bisa masuk ke dalam ARDNT Department Store secara resmi. Wanita berbalut terusan tanpa lengan berwarna putih⸺senada dengan setelan jas suaminya⸺menoleh ke arah Jae Hyun, “apa riasanku tidak berlebihan? Akan ada banyak televisi yang mengambil gambar. Rambutku tidak berantakan, kan?"

 Rambutku tidak berantakan, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ji Na Outfit)

Mendengar keluhan kekhawatiran Ji Na, Jae Hyun pun menoleh. Memberikan perhatiannya sepenuhnya pada Ji Na yang duduk di sampingnya. Ia meletakkan ponselnya ke pangkuannya, lantas mengulurkan tangannya merapihkan helaian rambut panjang yang digerai melalui bahu telanjang Ji Na. 

“Coba mendekat,” titah Jae Hyun, memposisikan tubuhnya menghadap Ji Na agar ia bisa memperhatikan lebih rinci penampilan Sang Istri.

Ji Na pun mendekat. Membiarkan tangan kekar nan besar dari Jae Hyun menangkup wajahnya, lantas meneliti setiap riasan yang ia tempel di wajahnya. Ibu jari Jae Hyun bergerak halus di permukaan pipi Ji Na, mengusapnya lembut. 

“Tidak apa. Kau cantik,” puji Jae Hyun, sontak membuat blush on paling natural muncul di pipi Ji Na. 

“Kau pandai membelah kerumunan, kan?” Ji Na meraih tangan Jae Hyun, menggenggamnya erat. “Jangan sampai lupakan aku.”

TWINS : My First and My LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang