Lima Puluh Tiga

85 8 0
                                    

Jae Hyun tak pernah merasa sedendam ini pada seseorang. Hingga, mendengar namanya saja sudah bisa membuat darah Jae Hyun mendidih saking bencinya. Pasalnya apa yang dilakukan pelaku sudah sangat kelewatan bagi Jae Hyun. Jika selama ini, pelaku hanya mengusik Jae Hyun, maka ia sama sekali tidak peduli. Seberapa banyak pun ia mengajak satu dunia membenci Jae Hyun, ia tak peduli. Tapi, sekali Bajingan itu menyentuh kebahagiaan Istrinya, maka jangan heran jika Jae Hyun murka.

Satu minggu sejak kejadian peneroran itu, rupanya usaha teror itu juga tidak berhenti sampai di situ. Ji Na kerap masih menerima kotak berisi teror ancaman terhadap Jae Hyun. Teror dengan isi pesan yang sama, yaitu, memaksa Ji Na dan Jae Hyun bercerai, lantas menyetujui rumor yang mendadak beredar di kalangan publik; Kehamilan Crystal. Sialan. Rumor ini jelas dibuat-buat tanpa dasar. Si Bajingan⸺sebut saja namanya Yoo Gyeom⸺jelas menginginkan kejatuhan Jae Hyun tanpa telak. Hanya itu yang dia mau. 

Teror itu membuat Sang Istri berubah total. Ia kehilangan senyumnya. Ia tak bisa hidup tenang jika berpisah dengan Jae Hyun barang sebentar saja. Teror itu membuat Ji Na ketakutan begitu parah bahwa Jae Hyun akan terluka suatu saat nanti. Ia berubah menjadi lebih posesif. 

Tak menunggu waktu lama bagi Jae Hyun untuk bertindak. Teror yang berhasil mengguncang mental Ji Na membuat Jae Hyun tak segan-segan untuk mengambil tindakan. Ia segera mengirim bukti-bukti teror itu kepada pengacaranya⸺menjadi bukti tambahan untuk membuat Yoo Gyeom segera masuk ke penjara. Dibantu oleh Sung Jin, Jae Hyun juga sudah menekan Crystal untuk segera mengaku mengenai kehamilan palsu yang telah beredar di sosial media manapun. 

BRAAKK!!

Malam ini, Jae Hyun benar-benar marah total. Ia membanting satu bundle berkas ke atas meja kerja di ruang kerja rumahnya. Kepalanya pening; ia memijat pelipisnya sambil mondar-mandir di sekitar jendela. Begitu mendapat informasi yang disampaikan dari Sung Jin, Jae Hyun semakin tak habis pikir. 

“Bagaimana Yoo Gyeom masih bisa berkilah padahal semua bukti sudah kuserahkan pada kepolisian, hah?!” nada suara Jae Hyun⸺hampir⸺sangat tinggi. Amarah Jae Hyun⸺hampir⸺setipis dulu sebelum ia bertemu Ji Na. Ia jadi pria yang sangat sensitif. 

“Apa yang dilakukan Pengacara Choi, hah?!” umpat Jae Hyun dengan sorot mata menyalang. 

“Tenang, Jae Hyun-ah. Kita akan bertemu Pengacara Choi dan membicarakan ini semua besok. Kurasa, kita harus cari pengacara lain yang lebih handal,” jawab Sung Jin, berusaha menenangkan Jae Hyun. 

“Benar. Kita ganti saja!”

“Oke. Tenanglah dulu. Tarik napasmu. Ingat ini sudah malam.”

Jae Hyun menjeda sejenak. Sung Jin benar, pikirnya. Waktu sudah lewat tengah malam, dan Ji Na baru saja berhasil tidur pulas di kamarnya beberapa jam yang lalu. Ji Na baru berhasil Jae Hyun tinggal setelah tantrum semalaman; merengek tidak ingin ditinggal Jae Hyun. Maka, pria itu pun menuruti titah Sung Jin. Ia mengambil posisi duduk, menyandarkan punggungnya sambil menarik dan menghembuskan napas dengan perlahan. 

“Kabar baiknya, agensi dari Crystal telah sepakat untuk merespon rumor kehamilannya besok,” Sung Jin menyampaikan kabar baik. “Setidaknya, satu rumor terbantahkan. Jadi, kondisi di luar sana tidak terlalu tegang seperti kemarin.”

“Syukurlah,” Jae Hyun bisa bernapas sedikit lebih lega. 

“Ji Na bagaimana? Dia tidak mempercayai kau menghamili Crystal, kan?”

Jae Hyun menggelengkan kepala. “Ji Na tau kalau ini rumor yang dibuat-buat. Ia percaya aku tidak mungkin menghamili Crystal,” pandangan pria itu berubah sendu saat ia arahkan pada figura foto yang berdiri di atas meja kerjanya. Foto yang memajang foto dirinya dengan Ji Na yang terlihat begitu bahagia.  

TWINS : My First and My LastWhere stories live. Discover now