Empat Puluh Tiga

128 9 6
                                    

"J-ji Na,"

Suara suaminya.

Jung Jae Hyun.

Terdengar gemetar.

Ji Na pun mengangkat kepala. Bersamaan dengan kedua netranya yang memverifikasi kebenaran sosok Jae Hyun di dalam apartemen seorang wanita, air matanya pun tak terkendali.

"Ji Na, dengar⸺"

"Aku⸺" Ji Na memangkasnya. Ia bergerak mengusap air matanya sejenak, lantas bergerak mundur saat Jae Hyun bermaksud mendekatinya. "Aku tidak ingin mengganggu, jadi⸺"

"Ji Na,"

"⸺abaikan saja kedatanganku. Si..silahkan dilanjutkan." Ji Na memberikan bungkukkan hormat untuk suaminya. Untuk seseorang⸺dugaannya Crystal⸺yang menunggu suaminya di dalam kamar. Ji Na memutuskan untuk mundur, mengambil langkah besar-besar meninggalkan Jae Hyun.

Ia tau, seharusnya ia sadar, Jae Hyun adalah laki-laki normal. Sebagai seorang istri, ia bahkan tidak bisa memberikan kebutuhan biologis untuk suaminya. Ia tau, seharusnya ia tak terkejut, saat Jae Hyun mungkin memutuskan untuk melampiaskan hasrat seksualnya dengan wanita lai⸺

SRET!

"J-jeff?"

Jae Hyun menarik pergelangan tangan Ji Na, memaksa wanita itu menghadap ke arahnya.

"Ikut aku sebentar," Jae Hyun menarik Ji Na⸺meskipun agak memaksa⸺membawa wanita itu mengikuti langkah kakinya untuk kembali ke kamar 501. Untuk memasuki rumah tersebut.

"Jeff! Tidak. Lepas! Jeffrey~"

Ayolah, aku tak perlu tau dengan kedua mataku sendiri apa yang kalian lakukan di ranjang. Aku tidak perlu menyaksikan pakaian kalian yang bertebaran di lant⸺

"O?" Ji Na menegang. Tubuhnya menegak sepenuhnya begitu ia mendapati apa yang ada di dalam kamar.

Bukan pakaian yang tersebar di lantai.

Bukan sosok Crystal yang tanpa busana di atas ranjang.

Tapi,⸺

"Dia sakit," jelas Jae Hyun.

⸺sosok Crystal yang berbaring pucat dengan selang infus yang tertancap di punggung tangannya. Bahkan, mereka tidak hanya berdua. Ada seorang dokter yang sedang memeriksa kondisi Crystal.

Baik Ji Na, Crystal pun sama-sama terkejut. Wanita itu berdeham canggung.

"Lihat apa yang kau perbuat," Jae Hyun menyahut ketus, bicara pada Crystal.

Di momen ini, Ji Na pun terkejut mendengar suara galak Jae Hyun pada Crystal. Sama sekali tidak bersahabat.

"Kau membuat istriku salah paham," sambung Jae Hyun; marah.

Di kepala Ji Na kusut sekali. Seluruh pikiran negatif yang bersarang di kepalanya, perlahan-lahan runtuh. Meskipun, Ji Na masih belum menangkap secara jernih apa yang sebenarnya terjadi.

"Jae Hyun-ah, aku⸺"

"Kalau begitu, aku pulang," Jae Hyun memangkasnya. Ia menggenggam tangan Ji Na erat. "Sudah ada Dokter Kim yang akan mengawasimu yang 'sakit'. Dan, Dokter, jika dia tak benar-benar sakit, sebaiknya kau pulang saja. Aku curiga dia sedang main drama sekarang."

Dokter Kim berdeham, menyembunyikan tawa yang ia tahan di kedua sudut bibirnya. "Baiklah, Jae Hyun-ah. Kau pulanglah."

Jae Hyun pun memberikan tepukan ramah di bahu Dokter Kim; sebagai pamit.

Dan, Ji Na pun tak bisa apa-apa selain mengkuti langkah suaminya.

*

Alih-alih malu, Ji Na lebih merasa sangat bingung sekarang.

TWINS : My First and My LastWhere stories live. Discover now