10 Jangan Nangis Karena Gue

219 47 5
                                        

"Luuu..." Panggil Letta sambil mengetuk kamar Lulu.

"Letta! Ke sini sama siapa?" Lulu menarik Letta masuk ke dalam kamarnya.

Enggan menjawab pertanyaan Lulu, "Lo kenapa Lu?"

"Aku?" Lulu balik bertanya dengan kebingungan.

"Kata Tante Mira, lo lagi ada masalah atau kenapa gitu?"

"Kalau soal olimpiade matematika tahun lalu yang aku belum nemu pemecahannya, masuk kategori yang dimaksud Mama gak?" Lulu menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal.

Letta terbahak-bahak. "Trus Tante Mira ngapain dong nyuruh gue ke sini? Gue pikir lo ada masalah percintaan atau apa gitu."

Lulu tahu mamanya memang iseng, tapi keisengan mamanya itu tidak pernah tanpa tujuan. Pasti ada maksud terselubung di baliknya. "Kayaknya lo deh Ta yang lagi ada masalah. Mau cerita?"

Letta terdiam, menimbang-nimbang apakan masalah antara dirinya dan Ares tidak akan merusak hubungan keluarga mereka bila salah satu dari keluarga mereka mengetahuinya.

"Gak mau cerita, Ta?"

"Semoga lo bisa obyektif nilai masalah gue ya, Lu. Soalnya ini berhubungan sama mas lo."

"Mas Ares?" tanya Lulu heran.

Letta menceritakan semuanya. Bagaimana keanehan perlakuan Ares kepadanya. Lulu tidak bisa menutupi keheranannya, selama ini dia melihat hubungan Ares dan Letta seperti baik-baik saja.

"Trus gimana, Ta?"

Letta memeluk lututnya, menyandarkan kepalanya dan tiba-tiba suara isak tangis terdengar.

"Jangan nangis dong, Ta. Aku bisa bantu apa? Apa Aku coba ngomong ke Mas Ares?"

Tidak ada jawaban yang keluar dari Letta, hanya isak tangis. Lulu menarik Letta agar bersandar kepadanya. Lulu membiarkan Letta menyelesaikan tangisnya.

***

"Mas, boleh masuk?" Lulu mengetuk kamar Ares. Setelah Letta selesai menangis, Lulu meminta Letta untuk rebahan di kasurnya. Ternyata menangis itu melelahkan, tidak lama setelah Letta merebahkan tubuhnya, Letta pun terlelap. Di sinilah Lulu berada, mencoba mengkonfrontasi kakaknya.

"Iya, masuk Lu." Ares sedang memainkan ponselnya. "Kenapa?"

"Letta, Mas."

"Letta kenapa?"

"Nangis dari tadi, sekarang ketiduran. Gara-gara Mas tu. Mas Ares kenapa sih? Kasihan Letta Mas. Kenapa tiba-tiba Mas nyuruh Letta jauhin Mas?"

Ares diam, kalau menuruti kata hatinya mungkin saat ini dia sudah berlari ke kamar adiknya untuk memeluk Letta. "Ya udah kamu jagain Letta ya, tenangin dia." Ares berjalan ke arah kamar mandi.

"Udah? Gitu doang? Dih, dasar tembok!" Lulu diam-diam mengumpati kakaknya.

Karena kakaknya tidak kunjung keluar dari kamar mandi, Lulu memilih turun ke ruang keluarga di mana mamanya berada. "Loh Letta mana, Lu?"

"Tidur, Ma." Mengambil posisi duduk di sebelah mamanya, Lulu ingin menceritakan semuanya ke mamanya, tapi Lulu cukup dewasa untuk tahu bahwa Ares dan Letta harus menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan dua keluarga, karena hubungan keluarga menjadi taruhannya.

"Ma."

"Hmm."

"Menurut mama, mungkin gak sih kalo hubungan udah deket banget nih ya, dekeeet banget, let's say sahabatan lah, tiba-tiba salah satunya mendorong sahabatnya menjauh, nggak jelas alasannya apa. Mungkin gak sih Ma?"

ALL I WANT IS YOUWhere stories live. Discover now