"Kalian ini, kalo Papa sama Mama nggak buruan dateng, mau ngapain lagi selain peluk-peluk?" tanya Ardian sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Nggak, Om. Cuma lagi ngomong dari hati ke hati aja," jawab Ares sambil tersenyum salah tingkah.
Ardian dan Aulia mendekat ke Letta dan memeluk anak mereka itu.
"Kamu kok masih bangun jam segini?" tanya Aulia sambil mengusap sisa bulir air mata di pipi Letta.
"Kebangun tadi, Ma."
"Kamu bener langsung terbang dari kalimantan, Res?" tanya Ardian.
"Iya, Om." Ares harus bersiap seandainya Ardian memintanya untuk pergi.
Letta langsung menarik tangan Ares agar Ares lebih dekat dengannya. "Letta nggak mau operasi kalo Papa ngusir Ares."
"Kalo nanti kamu tiba-tiba kram lagi perutnya gimana?"
Letta mengedikkan bahu tidak peduli. Ia hanya ingin Ares berada di sisinya.
"Udah, Pa, anaknya sakit loh, malah diajak debat. Tidur, Ta, udah tengah malem ini." Aulia menata bantal untuk Letta agar anaknya itu segera berbaring.
"Ma, Ares boleh di sini kan?" tanya Letta memelas.
Aulia menghela napas. "Iya boleh. Boleh kan, Pa?" Aulia mengucapkannya bukan dengan nada bertanya, tetapi memaksa. Suaminya yang terkenal dengan egonya yang tinggi itu bisa saja meminta Ares pergi karena Letta terlihat begitu ingin ada Ares di sampingnya, lebih daripada papanya.
Ardian mengangguk setuju lalu keluar untuk menerima telepon.
"Kamu udah makan, Res?" tanya Aulia khawatir. Ia tahu Ares langsung berangkat ke Jakarta setelah mendengar Letta sakit. Bukan tidak mungkin Ares melewatkan makan malamnya karena cemas.
Ares menggeleng. Ia sendiri baru ingat kalau sejak tadi tidak ada makanan yang masuk ke perutnya.
"Cari makan dulu, Res. Kan udah ada Tante sama Om yang jagain Letta."
"Iya, makan dulu sana." Letta mengibaskan tangannya agar Ares segera keluar. "Tapi jangan lama-lama, abis itu balik lagi ke sini."
"Astaga, anak ini." Aulia menyentil kening Letta. "Nggak apa-apa, Res. Tinggal aja, kalau kamu mau balik ke apartemen dulu buat bersih-bersih juga nggak apa-apa kok."
"Ares cari makan aja bentar, Tan. Nanti ada orang yang ke sini nganter mobil Ares kok, di mobil ada baju ganti. Paling Ares numpang mandi di kamar mandi sini."
"Ya udah sana. Jangan lupa kabarin orang tua kamu kalo kamu lagi di Jakarta tapi nggak bisa pulang karena nunggu si anak manja ini."
"Iya, Tan."
"Abis makan langsung balik ke sini kan?" ucap Letta merengek.
Ares terkekeh. "Iya, kamu tidur aja."
"Tidur, Taaa!" Aulia sudah hapal dengan sifat anaknya yang manjanya mengalahkan anak SD kalau sedang sakit. Hanya saja ia merasa sedikit tersingkir karena kini yang diminta perhatian oleh anaknya itu adalah lelaki lain, bukan dirinya atau suaminya.
Letta terbangun dengan senyum yang merekah saat melihat Ares yang masih tertidur dengan menggenggam tangannya. Orang tuanya terlihat sedang berbincang di sofa yang ada di ruangan itu juga.
"Udah bangun?" tanya Ares yang merasakan usapan Letta di tangannya.
"Res, papaku kenapa ya?" ujarnya lirih.
"Hah?" Ares langsung menoleh ke arah orang tua Letta. "Kenapa emangnya?"
"Kok papaku ngebiarin kamu di sini."

BINABASA MO ANG
ALL I WANT IS YOU
RomanceKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...