154 Extra-Part (Alvin-Lulu): Memperjuangkan

174 22 7
                                        


Alvin membuka pintu unit apartemennya saat mendengar ketukan beberapa kali.

Matanya membulat sempurna saat melihat sosok yang berdiri di depan pintu unit apartemennya dengan pakaian basah kuyup dan badan yang gemetar kedinginan. "Lulu?"

Lulu hanya terdiam dengan tangan saling menyilang di depan dadanya karena menahan dingin. Ia menatap Alvin beberapa detik.

'Damn it! I still love him.'

Sejujurnya, alasan Lulu nekat menemui Alvin adalah untuk memastikan perasaan yang sudah coba ia kubur setahun belakangan. Semula ia yakin, perasaannya sudah tidak tersisa, tapi pertemuannya dengan Alvin hari ini di acara pesta ulang tahun keponakannya, membuatnya tiba-tiba meragu.

Dan sifat randomnya yang langsung kumat, membuatnya rela menembus hujan demi memastikan perasaannya.

Lulu ingin menyampaikan permintaan maafnya karena mengganggu dan membuat Alvin kaget atas kedatangannya. Tapi sayangnya, tidak ada kata yang berhasil keluar dari mulutnya. Ia memilih balik badan dan melangkah pergi.

Napasnya tersengal. Bagaimana mungkin ia masih mencintai lelaki itu? Apa gunanya ia pergi, jauh dari keluarga dan sahabat, kalau ternyata ia masih mencintai lelaki itu? Harus berapa lama lagi ia menjauh sampai benar-benar bisa menghapus rasa cintanya?

Saat ia melangkah gontai dengan pikiran-pikirannya yang mengganggu, tiba-tiba terasa sesuatu melingkupi bahunya.

"Kamu mau ke mana dalam keadaan kayak gini, Lu?" tanya Alvin setelah menyampirkan handuk lebar di bahu Lulu untuk sedikit menghangatkan wanita di depannya.

Dengan dorongan tangan Alvin di kedua bahunya, Lulu berbalik dan berjalan kembali menuju apartemen Alvin.

"Maaf, Mas. Aku harusnya nggak ke sini. Aku—"

"Keringin badanmu dulu sebelum pulang. Aku nggak mau kamu sakit," ucap Alvin yang masih mendorong Lulu hingga masuk ke dalam apartemennya kemudian ia menutup pintu.

Lulu masih terdiam sambil berdiri di ruang tamu unit apartemen itu. Lulu mengedarkan pandangan, tidak ada perubahan berarti dari interiornya. Hampir semuanya masih sama dengan setahun lalu, kecuali ... hubungan mereka.

"Ganti baju dulu." Alvin menyerahkan kaos lengan panjang dan hair dryer. "Keringin dulu yang bisa kamu keringin pake hair dryer. Baju ini lumayan panjang, bisa jadi mini dress buat kamu, soalnya nggak mungkin aku minjemin celana, pasti nggak ada yang pas."

Tangan Lulu masih bertahan dalam posisi memegang handuk. Ia menatap tangan Alvin yang masih memegang baju dan hair dryer. "Aku pulang aja, Mas." Suaranya seperti tercekat saat mengucapkannya.

"Dengerin aku kali ini, Lu. Kamu bisa sakit kalo pulang dalam keadaan begini. Belum lagi nanti kena AC mobil."

Lulu mengalah, tangannya meraih apa yang diulurkan Alvin. Ia lantas berjalan menuju kamar mandi yang ia masih ingat letaknya.

Hatinya masih terasa sesak, tapi ia berusaha berpikir logis. Ia harus segera keluar dari apartemen itu dan artinya ia harus segera mengeringkan pakaiannya agar Alvin mengizinkannya pergi.

Perlahan ia melepaskan pakaiannya. Ia mulai mengeringkan baju dalamnya yang untungnya tidak terlalu basah. Setelah dirasanya cukup kering, ia memakai kembali baju dalamnya dan mengenakan baju yang diberikan Alvin sebagai luaran.

Benar saja, baju itu tampak seperti mini dress untuknya. Panjang baju itu hanya berjarak sekitar 10cm dari lututnya.

"Duduk dulu, Lu. Aku udah bikinin coklat panas buat kamu," ucap Alvin ketika melihat Lulu keluar kamar mandinya dengan berbalut baju yang tadi ia berikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 30, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALL I WANT IS YOUWhere stories live. Discover now