Letta menatap kamarnya dengan sedih. Barang-barang penting sebagian sudah dikirim terlebih dulu. Menyisakan satu koper dan satu ransel yang rencananya akan Letta tenteng sendiri besok pagi.
Lima minggu Letta tinggal di rumah Ares sampai kakaknya, Rimbi, pulang dari penugasannya di Singapura dan mereka kembali ke rumah mereka sendiri.
Sebelum menghadapi ujian akhir, Letta dan Rimbi menyempatkan diri ke Jogja.
"Ta, kamu mau kuliah di mana?" tanya mamanya saat itu.
"Boleh nggak Ma Letta ambil kuliah di Jogja aja? Letta pengen deket Mama, Papa, sama Nenek. "Letta tahu bagaimana perasaan mamanya hidup terpisah jauh dengan dirinya dan kakaknya. Kakaknya sudah settle dengan pekerjaannya, sedangkan Letta baru akan mulai melangkah. Tidak masalah langkahnya dimulai dari Jogja atau dari Jakarta.
"Terserah kamu, Sayang, toh kampus di Jogja juga bagus. Tapi Mama tau kamu punya kampus impian di Jakarta. Nggak diusahakan dulu?"
"Letta udah mikir baik-baik sih, Ma. Bukan Letta nggak percaya diri sama kemampuan Letta, tapi yaaah nggak ada salahnya juga kuliah di Jogja." Letta menorehkan senyum termanisnya agar sang Mama tidak terlalu khawatir.
"Udah siap berjauhan sama temen-temenmu yang sekarang?"
"Kan bisa telepon. Sekarang kan banyak cara untuk komunikasi, Ma. Nanti juga di tempat yang baru bakal dapet temen baru lagi."
"Ya udah kalau memang kamu maunya begitu. Mama sama Papa pasti mendukung kok. Mama juga seneng, Mama nggak bakal kesepian di sana nanti."
***
Setelah hari kelulusan, Letta baru memberi tahu kabar kepindahannya kepada teman-temannya, juga kepada keluarga Ares. Sebenarnya Mira tahu kabar ini, Aulia sempat menceritakan dan meminta pendapat, namun Mira tidak memberitahukannya kepada Ares karena takut konsentrasi Ares menghadapi ujian terganggu.
Mama dan Papa Letta saat ini sedang berada di Jakarta untuk menghadiri wisuda SMA anaknya. Mereka bertukar peran dengan Rimbi yang mengambil cuti dari kantornya untuk menjaga neneknya.
"Ta, Mama sama Papa pergi dulu ya, ada urusan yang mesti diberesin, mumpung di Jakarta. Nggak apa-apa kan ditinggal sendiri di rumah?"
"Iya Ma, Pa, hati-hati."
Saat Letta tengah menikmati makan siang seorang diri, terdengar suara bel. Buru-buru Letta menghampiri interkom. Begitu mendengar suara Ares dari interkom, Letta langsung berlari keluar untuk membukakan pagar rumah.
"Res? Nggak bilang-bilang mau ke sini?"
"Om sama Tante mana?"
"Lagi pergi, ada urusan yang mesti diberesin kata Mama."
"Oooh. Bagus deh." Ares lantas menarik tangan Letta ke kamarnya.
"Res?" Letta merasakan perubahan pada sikap Ares, tarikan tangannya sedikit kasar.
"Sekarang coba jelasin kenapa kamu baru bilang sekarang kalau kamu mau pindah ke Jogja!" Ares menahan emosinya dan duduk di footboard bench yang ada di kamar Letta.
"Sorry, aku baru ambil keputusan belum lama, waktu ke Jogja kemarin. Aku takut ganggu konsentrasi kamu."
"Terus kamu baru ngasih tahu sekarang? Ta, please kamu nganggep aku apa sih?"
"Sorry, Res." Letta duduk di sebelah Ares, menyandarkan kepalanya ke bahu Ares.
Ares hanya bisa mengacak rambutnya dengan frustrasi.
"Kamu bakal balik ke sini lagi kan, Ta?"
Letta hanya bisa terdiam, dia pun tidak tahu pasti ke mana takdir akan membawanya.

VOCÊ ESTÁ LENDO
ALL I WANT IS YOU
RomanceKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...