Letta membiarkan Ares fokus pada tab-nya untuk menyelesaikan pekerjaan, sementara ia mengobrol dengan guide mereka. Ares membiarkan saja karena masih dalam jangkauannya dan ia bisa mendengarkan semua obrolan istrinya.
"Bentar lagi sampe ya, Mbak, Mas," ucap Tarsi memberi tahu mereka.
"Kita ke Pulau Komodo atau Pulau Rinca, Mas?" tanya Letta. Pasalnya Letta sudah mencari beberapa info dan dia tahu kalau ada dua pulau yang menjadi habitat Komodo.
"Ke Pulau Komodo, Mbak. Atau Mbak mau ke Pulau Rinca aja?"
"Nggak apa-apa, Mas. Aku ngikut aja. Bedanya apa sih, Mas?"
"Kalau Pulau Rinca banyak padang savana, cuacanya panas, komodonya cenderung lebih agresif. Nah kalo Pulau Komodo itu dikelilingi hutan, teduh, jadinya enak buat jalan-jalan."
Kapal yang mereka naiki ditambatkan di samping jembatan yang menuju gerbang masuk pulau.
"Aman kan, Mas Tarsi?"
"Aman, Mbak, komodonya nggak sampe sini kok."
Ares turun dari kapal terlebih dulu dan mengulurkan tangannya untuk Letta.
Tarsi mengurus biaya masuk dan perizinan. Setelah itu, dua orang ranger mengekori Tarsi menuju Letta dan Ares yang tengah duduk di area tunggu.
"Sore, Mas, Mbak," sapa salah seorang ranger. "Perkenalkan, saya Edo dan ini rekan saya, Rian. Kami berdua ranger yang akan mendampingi selama perjalanan. Karena mas dan mbaknya lagi bulan madu, saya nggak akan mengeluarkan instruksi 'jangan jauh-jauh dari rombongan', karena pastinya kalian lagi dalam fase nggak terpisahkan kan," ucapnya mencoba mencairkan suasana.
Setelah mengobrol beberapa saat, Ares dan Letta memilih trek pendek karena saat itu banyak komodo yang berkeliaran di trek pendek. Kadang ketika komodonya sedang malas keluar, pengunjung harus mengambil trek sedang atau bahkan trek panjang demi bisa melihat komodo.
Beruntung, baru beberapa meter mereka melangkah, ada dua ekor komodo yang sedang mengacak-acak tempat sampah di depan sebuah bangunan yang terbengkalai. Letta mengabadikan momen itu dan berjalan kembali. Baru beberapa meter berjalan, mereka lagi-lagi menemukan komodo yang sedang diam di bawah pohon.
Para ranger mengarahkan bagaimana caranya untuk berfoto dengan komodo. Salah seorang ranger akan mengambil foto di depan komodo dengan jarak sekitar tiga meter, sementara Ares dan Letta berdiri di belakang komodo dengan jarak sekitar satu sampai dua meter.
"Gimana? Mau lanjut, Mas, Mbak?" tanya ranger yang bernama Rian.
"Udah aja deh, Mas. Udah ketemu komodonya juga kan," jawab Letta santai.
"Tumben nyantai banget, Ta. Nggak mau nyoba trek sedang?"
"Nggak ah, Mas. Pengen beli es aja di warung."
Ares terkekeh, bisa-bisanya istrinya memilih jajan ke warung dibanding trekking.
"Udah pengen banget minum es nih, di kapal kan nggak ada es."
"Ya udah, ayo, ayo."
Mereka mengucapkan terima kasih kepada para ranger dan berjalan ke arah warung yang ada di dekat pantai.
"Kamu nggak mau beli oleh-oleh?" tanya Ares sambil menunjuk pasar oleh-oleh yang ada di depan mereka.
"Nanti, minum es kelapa dulu," jawab Letta pasti dan tidak bisa tergoyahkan lagi.
Ares menggeleng takjub sambil merapikan anak rambut istrinya.
Begitu buah kelapa terhidang di depan mereka, Ares menggeser buah kelapa milik Letta ke depannya, membantu Letta mengeruk daging kelapa sebelum mengurus miliknya sendiri.

BẠN ĐANG ĐỌC
ALL I WANT IS YOU
Lãng mạnKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...