54 To the Point

133 33 2
                                        


"Pak ..., eh, maksud saya ... Arya, ini beneran mau nganterin? Nggak ngerepotin? Saya bisa naik ojek atau taksi, biasanya juga gitu kok."

"Santai aja ngomongnya, Shan. Pake aku-kamu atau gue-lo juga boleh."

"Susah, kan dari awal kita kenal karena urusan kerjaan."

"Dicoba aja pelan-pelan. Nanti kasih tau arahnya ya kalo udah deket."

Shanti mengangguk.

"Kamu biasa pulang jam berapa dari kantor? Nggak malem-malem banget kan?"

"Sepulangnya Pak Dewo, tapi karena istri Pak Dewo lagi hamil besar, jadinya Pak Dewo pulang normal setiap hari. Jadi sa ..., jadi aku bisa pulang normal juga."

"Kebalikan dong sama aku. Sejak Ares balikan sama Letta, setiap hari dia pulang sore, trus kerjaan dilempar semua ke aku."

Shanti tertawa. Tawa yang begitu merdu di telinga Arya. 'Duh, masa gue harus nyusul si Ares jadi bucin juga sih?'

"Arya, nanti di pertigaan depan belok kanan ya!"

Arya mengangguk paham.

"Rumahku di depan yang sebelah kiri, pagar putih."

Tak lama kemudian, Arya menepikan mobilnya di depan rumah yang ditunjuk Shanti.

"Shanti, nggak diajak masuk dulu temennya?" tanya seorang pria yang membukakan pintu pagar untuk Shanti.

"Eh?" Shanti merasa kebingungan dan menoleh ke belakang, tetapi tak menemukan Arya.

Arya yang langsung turun dari mobilnya, berjalan menuju lelaki yang menyapa Shanti sebelumnya.

"Malam, Om. Saya Arya, maaf ngantar Shanti kemalaman. Tadi makan malam dulu sama temen-temen." Arya menjabat tangan lelaki paruh baya itu.

"Saya Indra, ayahnya Shanti. Nak Arya mau mampir dulu?"

"Udah malam, Om. Besok pagi aja saya mampir lagi jemput Shanti."

"Hah?" Shanti benar-benar menyuarakan rasa kagetnya. Sepanjang perjalanan tadi, tidak sekali pun mereka membahas apa yang baru saja disampaikan Arya.

"Saya permisi ya, Om." Arya kembali menyalami lelaki yang diperkirakan Arya sebagai orang tua Shanti. "Ketemu besok ya, Shan," pamitnya ke Shanti.

Arya melajukan mobilnya, meninggalkan Shanti yang sedang mencerna maksud perkataan Arya dan Indra yang tersenyum melihat anaknya termangu.

"Kamu kenapa, Dek? Kok bengong gitu? Kok nggak cerita kalo udah punya pacar?" Indra terkekeh sambil berlalu.

"Ayah ih, bukan pacar kok," jawab Shanti sambil mengunci pintu pagar.

Shanti mengabaikan godaan dari ayahnya. Ia menuju kamarnya dan menghabiskan waktu dengan membersihkan diri.

Beberapa pesan menghiasi layar ponselnya.

Arletta: Mbak, udah sampe rumah?

Shanti: Udah

Shanti: Kamu udah?

Arletta: Udah juga Mbak

Arletta: Aman kan Mbak? Nggak diapa-apain sama Arya kan?

Shanti: hahaha aman kok

Arletta: Yaudah kalo gitu Mbak, see you tomorrow.

Shanti: See You

Selain Arletta, ternyata ada pesan lain dari Arya.

ALL I WANT IS YOUWhere stories live. Discover now