90 Mengendapkan Lara dan Rasa

131 29 6
                                        


"Kamu kan udah bukan siapa-siapaku. Kita udah nggak ada hubungan apa-apa. Itu yang kamu omongin berkali-kali kan. Trus buat apa aku hindarin kamu yang bukan siapa-siapaku lagi?"

Letta tersenyum getir, kenapa rasanya sakit saat mendengar ucapan Ares meskipun kenyataannya demikian.

Beberapa detik setelahnya, Ares tersadar bahwa dia baru saja mengucapkan sesuatu yang mungkin terdengar kasar untuk Letta. Tapi memang otaknya sering tidak berfungsi secara normal jika ada di dekat wanita itu.

"Sorry, Ta," ucap Ares lirih.

"It's ok, aku udah mulai biasa kok," jawab Letta masih dengan mempertahankan senyum nanarnya.

"Maaf ya."

Kali ini Letta tidak menjawab permintaan maaf Ares.

"Oh iya yang kemaren dikirim Arya di whatsapp grup SMA itu—"

"Aku nggak perlu tau, Res. Kayak yang kamu bilang tadi, aku bukan siapa-siapamu. Dan kayaknya memang di sini ya closure hubungan kita. Baik-baik ya di sana, kamu kan belum lama keluar dari rumah sakit. Aku balik duluan, bilangin ke Lulu ya."

"Tunggu Lulu bentar, Ta. Nanti aku anterin."

"Nggak usah, Res. Aku pengen sendiri."

"Ta." Panggil Ares sebelum Letta terlampau jauh. "I tau kamu nggak baik-baik aja. Please, share beban kamu sama siapa aja yang bisa kamu percaya. Jangan disimpen sendiri."

Letta tertawa. "Kamu juga, Res. Kamu nggak lihat tuh kantung mata udah kayak apaan."

***

-Grup whatsapp Wanita Kece 36b-

Vera: Letta jangan buka whatsapp grup SMA ya

Renata: Ver kalo anak kecil loe suruh jangan makan es krim, efeknya gimana?

Vera: makin pengen

Renata: Nah itu tau

Vera: OMG

Vera: 'deleted message for everyone'

Terlambat, Letta sudah membaca pesan Vera sebelumnya. "Emang ada apa?"

Benar memang kata Renata, ketika seseorang dilarang melakukan sesuatu, justru keinginan untuk melakukan sesuatu itu akan semakin besar. Rasa penasaran dan adrenalin yang meningkat mungkin menjadi beberapa faktornya.

Letta membuka grup whatsapp teman-teman SMA-nya, dan kini ia terpaksa memanjat pesan hingga atas untuk menemukan apa yang dimaksud Vera.

Jemarinya berhenti pada sebuah foto yang dikirim Arya dan masih tampak blur karena ia tidak mengaktifkan mode download otomatis.

Ia memastikan sekali lagi, apakah foto dari Arya yang menjadi topik bahasan teman-temannya.

Letta menghela napas perlahan setelah foto itu terunduh dengan sempurna.

Lagi, Arya mengirimkan foto Ares yang sedang duduk bersebelahan di pesawat dengan wanita yang ditemui Letta beberapa kali.

Arya menambahkan pesan setelah foto itu, meminta Ilham, seorang teman mereka yang kini bekerja di Kalimantan untuk sesekali mengunjungi Ares dan 'asisten pribadi cantik' yang dibawanya ikut serta mengurus proyek di Kalimantan.

Letta mematikan ponselnya dan meninggalkannya begitu saja di meja kerjanya. Ia berjalan menyusuri koridor kantornya dan berbelok di ujung, di mana tangga darurat berada. Letta menjatuhkan dirinya di ujung tangga dan bersandar ke dinding. Ia memejamkan matanya untuk meredam suara bising di pikirannya.

ALL I WANT IS YOUWhere stories live. Discover now