Ares menurunkan Letta dengan perlahan. Sesaat wajah mereka hanya berjarak beberapa centi, yang membuat keduanya merona.
"Kalo gue lihat, nggak ada rumus fisika tuh di muka lo," sindir Letta.
"Hah? Maksudnya?"
"Itu si Lyra, tadi waktu lo ajarin dia, yang dia liatin muka lo, bukan buku. Gue jadi penasaran emang ada rumus fisikanya muka lo?"
"Cemburu? Nih liat aja. Buktiin sendiri dong ada rumus fisika gak di muka gue," balas Ares sambil mendekatkan wajahnya ke arah Letta.
"Ehem, boleh Mama masuk?"
Ares seketika kembali ke posisi berdiri.
"Ini salepnya, Letta mau diolesin sama Tante apa sama Ares?" Kini Mira berani terang-terangan menggoda mereka.
"Letta sendiri aja, Tan. Makasih ya, Tan," ucap Letta mengambil salep dari tangan tantenya.
"Duh, merah begitu. Kita ke dokter aja kali, Ta, takut berbekas nanti," ucap Mira khawatir.
"Lihat nanti sore ya, Tan. Kalau masih merah baru ke dokter. Tadi sebenernya airnya juga gak yang baru mendidih banget kok, Tan."
"Lagian kenapa ada air panas di dapur? Kan tadi kita gak masak air panas, Ta."
"Ares, Ma. Ares pengen kopi bikinan Letta." Ares lebih dulu menjawab sebelum Letta.
"Duh Kamu ini, udah kayak suami aja pulang-pulang minta bikinin kopi." Mira mencubit lengan Ares.
"Aduh duh, Ma!" Ares meringis merasakam cubitan dari Mamanya. "Ma, lain kali suruh Lulu aja yang ngajarin Lyra ya, jangan Ares."
Letta mengarahkan tatapan menghujam ke arah Ares.
"Loh kenapa? Yang dia cari selalu kamu kok, bukan Lulu."
"Takut ada yang cemburu, Ma." Ares merebahkan diri di sofa yang ada di sudut kamar. Letta tanpa sadar melemparkan bantal ke arah Ares, lupa kalau masih ada Tante Mira di situ.
Mira duduk di pinggir kasur sambil lagi-lagi mengulum senyum melihat kelakuan Ares dan Letta. "Sebenernya ya Tante juga bingung sama Lyra, waktu itu dia nanya soal matematika tapi maunya diajarin Ares, udah jelas Lulu lebih jago kalau matematika. Trus ya waktu itu Tante pernah mergokin dia ngeliatin Ares doang, bukunya nggak diliat sama sekali." Mira bercerita layaknya ibu-ibu kompleks.
"Nah kan bener, Tan. Emangnya di muka Ares ada rumusnya apa? Tadi juga begitu, Tan. Udah gitu ke tempat anak cowok masa pake tanktop sama hot pants gitu." Tanpa sadar Letta menceritakan apa yang mengganggu pikirannya.
"Tuh kan, Ma, ada yang cemburu." Ares merasa menang telak begitu melihat Letta menutup mulutnya rapat-rapat.
"Tenang aja, tadi udah Mama bilangin ke dia kok kalo kalian sebenernya saling suka cuma masih tarik ulur aja." Mira terbahak sambil menepuk-nepuk lengan Letta.
"Hah?" Ares dan Letta berbarengan ingin penjelasan lebih lanjut.
Mira hanya mengedikkan bahu. "Res, Mama keluar dulu ya, ada arisan. Letta istirahat ya, kalau butuh apa-apa itu suruh aja Ares."
"Pintunya dibuka ya, takut kalian khilaf." Mira lagi-lagi meledek.
Ketika mereka tinggal berdua, samar-samar terdengar suara ringtone ponsel milik Letta. Letta berpikir sesaat di mana dia meletakkan ponselnya. Saat akan berdiri, Ares lebih dulu berdiri. "Hpnya ditaruh mana?"
"Di dapur kayaknya." Letta sudah dalam posisi hendak melangkahkan kaki.
"Lo pilih gue ambilin apa gue gendong kayak tadi?"

YOU ARE READING
ALL I WANT IS YOU
RomanceKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...