"Kenapa Papa telepon Ares tadi? Kan bukan salah Ares Letta pergi diam-diam?" tanya Aulia begitu memasuki kamar dan mulai melepas perhiasan yang dipakainya.
"Papa tau kalo kekuatan Ezra belum sebesar itu untuk nyari keberadaan Letta. Kalo Ares masih cinta sama Letta, dia pasti ikut nyari Letta."
"Ih, licik dong Papa, Aresnya ditolak, sekarang minta bantuan secara terselubung."
"Ya Papa kan juga mau lihat, Ares beneran secinta itu nggak sama Letta."
"Lah terus kalo emang dia secinta itu sama Letta, Papa mau gimana? Ngerestuin mereka berdua?"
"Kan udah ada Ezra, Ma."
Aulia mendengkus kesal karena kelakuan suaminya.
***
"Bil, saya ada tugas buat Kamu. Cari keberadaan seseorang, Arletta Ilmi Mahendra, saya tunggu hasilnya dalam waktu dua puluh empat jam. Kapan pun kamu dapat hasilnya, langsung kabari saya, bahkan dini hari sekalipun, jangan ragu buat hubungi saya." Ares menghubungi orang kepercayaannya—Billy—segera setelah Ardian memutus sambungan teleponnya.
Billy biasa mengurus hal-hal yang tidak akan bisa dilakukan dengan prosedur biasa, seperti sekarang, mencari keberadaan Letta, karena Billy harus mengerahkan anak buahnya untuk meretas beberapa situs demi mengetahui keberadaan Letta.
'Ke mana kamu, Ta?' Ares menyugar rambutnya dengan gusar.
"Kenapa, Res?" tanya Arya yang sejenak tadi tidak disadari keberadaannya oleh Ares.
"Letta ngilang."
"Hah? Perasaan tadi ada di hall."
Ares mengedikkan bahu.
"Abis Billy nemuin di mana dia, lo mau gimana?"
"Jujur, gue nggak tau. Gue cuma pengen mastiin dia aman," jawab Ares.
"Nggak nyoba tanya ke Renata atau Vera?"
"Tunggu kabar dari Billy aja, gue yakin dia bisa nemuin Letta sebelum besok matahari terbit."
Ares melangkahkan kaki ke dalam unit apartemennya, kemudian merebahkan dirinya di atas sofa. Dia tidak ingin melewatkan kabar dari Billy karena pulas tertidur di kamarnya.
Pukul tiga dini hari, ponsel Ares berdering. Bersyukur matanya memang belum terpejam sama sekali. "Halo, Bil, udah ada kabar?"
"Sudah, Pak. Orang yang Pak Ares cari menginap di salah satu hotel dekat Bandara Soekarno Hatta. Besok dengan penerbangan paling pagi berangkat ke Pulau Bangk. Dan kalau dilihat dari pemesanannya, berikutnya menuju daerah Sungailiat, menginap di homestay. Lusa akan pindah hotel ke Pangkalpinang, kemudian hari berikutnya ke Pulau Belitung. Nanti saya kirim ke Pak Ares jadwal penerbangan dan hotelnya, Pak."
"Dia sendiri?"
"Iya, Pak. Sejauh ini semua pemesanan dilakukan untuk satu orang dan atas namanya sendiri."
"Thank you, Bill."
Ares menimbang langkah apa yang harus dilakukannya. Ingin rasanya ia langsung berangkat ke Bangka demi menyusul wanita yang dicintainya. Tapi bukankah ia sudah berjanji pada hatinya sendiri untuk melepaskan Letta.
***
Setelah seluruh acara di Hall Hotel Ayana selesai dan memastikan tidak ada masalah lagi yang harus dibereskannya, Letta diam-diam meninggalkan hotel setelah terlebih dahulu mengambil barang bawaannya yang ia titipkan kepada orang hotel. Mudah baginya menitipkan ransel kepada pegawai hotel karena sejak Awal Letta lah yang turun langsung negosiasi kontrak dengan hotel, jadi orang hotel hanya menganggap bawaan Letta sebagai properti acara.

YOU ARE READING
ALL I WANT IS YOU
RomanceKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...