Ares meraih tas berisi laptop dan beberapa barang penting yang untungnya belum ia keluarkan setelah kembali ke kamar hotel.
Rasanya ia sudah tidak peduli dengan apa pun kecuali keadaan Letta.
Kontrak kerja sama?
Bahkan jika pada akhirnya kliennya membatalkan kerja sama mereka, Ares sudah tidak peduli lagi.
Ares mengetuk pintu kamar Nadia yang langsung disambut dengan tatapan heran Nadia.
"Kenapa, Mas?"
"Mas harus balik ke Jakarta sekarang."
"Sekarang banget?"
"Iya, tolong kamu hubungi pihak klien ya, minta tanda tangan kerja samanya diundur. Kalo mereka nggak mau, kamu langsung beresin barang, balik ke Jakarta. Minta bantuan Anang sama Miko. Kalo ada apa-apa hubungi Mas ya."
Nadia menatap Ares yang terlihat kacau. "Ok, Mas, take care ya."
Ares mengusap pelan puncak kepala Nadia. "Berani kan sendiri di sini?"
"Iya, Mas, udah tenang aja sih."
Ares lantas berjalan menuju kamar Anang dan Miko.
Anang sedikit terkejut saat melihat Ares berada di depan kamar hotel yang akan mereka tempati untuk beberapa bulan itu.
"Ada apa, Pak?"
"Salah satu dari kalian anterin saya ke bandara sekarang, saya mesti balik ke Jakarta."
"Ok, bentar, Pak." Anang masuk kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil kunci mobil, hp, serta dompetnya.
"Anang, Miko, saya titip Nadia ya. Kalo sampe dia kenapa-kenapa, hidup kalian nggak bakal tenang."
"Siap, Bos," jawab Miko sambil mengantar Anang dan Ares ke depan pintu kamar.
Dalam perjalanan ke Bandara Sepinggan, Ares menghubungi orang tua Letta. Sebenarnya ia juga tidak yakin Mala sudah menghubungi siapa saja selain dirinya.
"Halo?"
Terdengar suara tegas dari seberang sambungan telepon.
"Halo, Om. Om lagi di mana ya?" Ares sekadar memastikan bahwa papa Letta tidak sedang dalam keadaan bahaya apabila menerima berita buruk, sedang menyetir mobil misalnya.
"Lagi di rumah Jogja, kenapa?"
"Sama Tante?"
"Iya, kenapa?" Bagaimanapun juga Ardian sanggup merasakan kepanikan di balik nada suara Ares.
"Tadi, Mala, temen Letta di kantor telepon Ares, Om. Letta lagi sakit. Tadi diantar Mala ke rumah sakit."
"Om minta nomor temennya Letta yang bawa dia ke rumah sakit ya."
"Iya, Om. Abis ini Ares kirim nomornya Mala. Ares udah nyuruh temen Ares buat ngurus penanganan Letta di rumah sakit. Tapi kayaknya Om sama Tante perlu segera ke Jakarta."
"Makasih ya Res udah ngasih tau Om. Om tutup dulu teleponnya ya, mau ngomongin ini sama Tante."
"Iya, Om."
Ares meminta Anang langsung kembali ke hotel setelah mengantarnya. Apa yang disampaikannya kepada Nadia, ia sampaikan pula ke Anang dan menenangkan Anang yang sedikit terlihat khawatir jika klien membatalkan kerja sama.
Untungnya Ares masih bisa mengejar penerbangan jam enam sore. Sebelum boarding, Ares mencoba menghubungi Mala, tetapi Mala tidak mengangkat teleponnya. Karena itu Ares meninggalkan pesan chat agar Mala tahu kalau ia sedang dalam perjalanan ke Jakarta.

YOU ARE READING
ALL I WANT IS YOU
RomanceKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...