Antares: Ta
Antares: Meetingku ternyata belum kelar, maaf ya kayaknya nggak bisa jemput nanti pulang kerja
Arletta: Ok, nggak apa-apa Res
Arletta: Aku juga janjian hang out sama Vera & Rena
Antares: Kamu nggak capek? Kan kemaren juga nggak langsung pulang
Arletta: Mana ada capeknya kalau ketemu mereka
Antares: 2 orang yang siap nyakar-nyakar aku kalau sampe nyakitin kamu lagi
Arletta: Hahahaha
Antares: Hati-hati ya, Aku lanjut meeting lagi
Setelah bertukar pesan dengan Ares, Letta lantas melanjutkan langkahnya.
"Letta, dijemput?" tanya Raka saaat melihat Letta berjalan menuju lobby.
"Nggak," jawabnya datar.
"Mau gue anter? Kita bisa makan dulu, atau kalau lo mau langsung pulang, nggak apa-apa gue anter."
"Makasih, tapi gue ada janji sama temen." Saat itu, ponsel di tangan Letta tiba-tiba bergetar. "Halo Ver."
"Ta, gue udah mau masuk kantor lo nih."
"Loh, jemput gue jadinya?"
"Iya, tadi gue meeting di kokas, jadi sekalian aja gue jemput lo."
"Ok, gue udah di lobby sih."
Letta baru sadar kalau Raka masih ada di sebelahnya dan untungnya mobil Vera yang sudah dihapalnya memasuki area drop off. "Duluan ya, Ka."
"Ciyeee, siapa? Laris manis ya. Baru dua hari kerja, udah ada yang mepet. Ares gimana?" Vera melirik ke arah Raka yang tadi ada di samping Letta ketika dirinya tiba.
"Apaan sih, Ver," ucap Letta sambil memasang seatbelt-nya.
"Ares nggak apa-apa nih kalo lo kita culik?"
"Dia juga masih meeting kok."
"Oooh, trus trus hubungan kalian sampe mana?"
Pertanyaan Vera membuat ingatan Letta melayang pada malam ciuman panasnya bersama Ares. "Hmm... ya gitu lah," jawab Letta berusaha menyembunyikan rasa malunya. "Ver, kalau misalkan gue ngasih kesempatan lagi ke Ares, dia bakal nyia-nyiain gue lagi nggak ya?"
"Yaaa nggak akan ada yang tau, Ta. Bahkan Ares sendiri juga nggak akan bisa memastikan, selama nggak kalian coba."
"Trus kesannya gampangan banget nggak sih, masa dia nyia-nyiain gue bertahun-tahun, trus sekarang langsung gue iya-in aja."
Vera berpikir sesaat. "Sebenernya gue masih was-was juga sih Ares bakal nyakitin lo lagi. Tapi kalaupun lo memilih sama Ares, gue sama sekali nggak berpikir lo gampangan kok. Balik lagi, Ta, yang tahu A sampai Z gimana hubungan kalian ya kalian sandiri. Peduli amat orang mau mikir apa.
"Hmmm , Ta, kalau gue telaah ni dari pertanyaan lo barusan—"
"Telaah? Gaya lo, Veeer." Letta terbahak-bahak mendengar kosakata yang dikeluarkan sahabatnya itu.
Vera memberikan tatapan tajamnya ke arah Letta. "Sialan! Gue serius nih, dari pertanyaan-pertanyaan lo barusan, kayaknya ada tanda-tanda lo udah mulai luluh nih."
"Nggak tau deh. Gue kesel aja ada temen di kantor yang mau ngegebet Ares. Ketemu baru sekali juga," sahut Letta bersungut-sungut. "Lo bayangin aja, mau ngegebet ngomong di depan gue coba, cuma gara-gara gue belum resmi pacaran sama Ares."
"Kok bisa temen kantor lo tau Ares?" tanya Vera penasaran.
"Ares kemaren jemput gue waktu gue mau makan bareng sama temen-temen kantor, akhirnya Ares diajakin ikut aja sama mereka."

ESTÁS LEYENDO
ALL I WANT IS YOU
RomanceKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...