Papa: Ta, jumat malem pulang ya, ajak Ezra ke rumah.
Arletta: Iya Letta pulang Pa, tapi kenapa ngajak Mas Ezra? Papa ajalah yang nyuruh, masa Letta ngajak-ngajak, ntar dikira butuh tumpangan pulang lagi.
Papa: Nggak apa-apa, Ezra nggak bakal keberatan.
Arletta: Ih nggak mau ah, Papa aja.
Papa: Iya, yaudah, yang penting kamu pulang.
***
"Kenapa Ayah tiba-tiba minta Aku ikut, Ta?" tanya Ezra yang mulai melajukan mobilnya sepulang kerja di hari jumat menghadapi kemacetan yang luar biasa.
"Nggak tau, Mas. Mau makan malam bareng mungkin."
"Mukanya kusut gitu, nggak bisa kencan ya?" ledek Ezra.
Letta menatap singit ke arah Ezra. "Kalo udah tau, nggak usah nanya."
Sejak papanya memperkenalkan Ezra sebagai anak asuhnya, entah kenapa Letta jadi merasa lebih santai menghadapi Ezra, utamanya saat berada di luar lingkungan kantor dan di luar jam kerja.
"Dih ngambekan."
"Biarin."
"Iya, iya, aku nggak godain lagi. Jadi ini kita nggak perlu cari makan di jalan? Makan di rumah aja nanti?"
"Iya, di rumah aja. Kalo mau beli cemilan nggak apa-apa tapi, Mas, buat cemilan di jalan."
"Nggak usah deh, biar lapernya maksimal."
"Tapi kan masakan Mama nggak begitu enak," ujar Letta sambil menutup mulutnya.
Ezra terbahak mendengar ucapan spontan dari Letta. "Ya anggap aja masakan Tante Aulia mengobati sedikit kangenku sama masakan ibuku."
"Nanti deh kapan-kapan aku masakin yang lebih enak, Mas. Kalo Mama tuh jagonya baking sama bikin-bikin kue gitu."
"Kamu bisa masak emangnya?"
"Wah ngeledek. Ok, nanti sampe rumah langsung aku masakin."
"Jangan lah, emang nggak capek, masa begitu sampe langsung masak. Kapan-kapan aja."
"Nggak, nggak, aku nggak bisa diremehin begini, nanti nggak bisa tidur aku."
Ezra lagi-lagi terkekeh mendengar ocehan Letta, hingga akhirnya panggilan telepon di ponsel Letta membuatnya terdiam.
"Iya, Mas?"
"Kamu jadi pulang ke rumah sama Mas Ezra?" tanya Ares dari seberang sambungan telepon.
"Jadi, ini udah di jalan."
Terdengar helaan napas yang cukup keras dari Ares dan hal itu membuat Letta tersenyum. Letta tahu bagaimana beratnya Ares menekan rasa cemburunya saat ini.
"Mas jadi ke Bandung?"
"Iya, jadi. Mama sama Ayah udah sampe apartemen kok. Nanti kita berangkat agak malem, jam sepuluhan mungkin."
"Pake supir apa bawa mobil sendiri?"
"Pake supir, mana bisa aku konsen, nahan kangen ke kamu kayak gini, ntar yang ada mobilnya ku arahin ke Bintaro, bukannya ke Bandung."
"Ya udah Minggu malem aja pas balik ke apartemen, kamu jemput aku dulu."
"Iya,, Sayang. Nanti kabarin kalo udah sampe rumah ya."
"Iya Sayang. Udah ya, kasihan ni Mas Ezra dengerin kita pacaran." Letta mengerling jahil ke arah Ezra.
"Ya suruh Mas Ezra nyari pacar dong, biar nggak deket-deket kamu."

ŞİMDİ OKUDUĞUN
ALL I WANT IS YOU
RomantizmKata orang, tidak mungkin ada persahabatan tanpa rasa cinta di antara laki-laki dan perempuan. Mungkin itu benar. Nyatanya Antares Cakrawangsa tiba-tiba saja jatuh cinta pada sahabatnya sejak bayi. Orang bilang, long distance relationship itu tidakl...