Miles Away From London 1/3

182 32 4
                                    

Keesokan harinya, dokter sungguhan datang. Dokter itu masih muda, dan dia ramah dengan nada sapaannya tadi saat tiba di kamar Gun, yang ditemani senyumannya manis. Itu kesan pertama Gun.

"Kudengar dirimu terjatuh, Sir Gun."

Gun mengangguk-angguk. "Iya, terbentur keras."

"Pasti sakit, iya, kan?"

Gun sedikit geli karena dokter bernada seperti sedang berbicara pada anak-anak. "Iya, Dokter."

Dokter Jitaraphol duduk pada kursi yang Tay sediakan. "Ada luka?"

Gun menggeleng. "Tidak ada, Dokter."

"Biar kuperiksa."

Gun bangun, memberi dokter itu kesempatan untuk melaksanakan segala tugasnya sebagai dokter. "Syukurlah, tetapi kata Sir Tay, ingatanmu sedikit kacau, ya?"

"Tidak juga."

"Kau mengatakan tidak mengenali aku, Lilbro."

Gun diam sesaat. "Itu karena aku tidak tahu kalau di surga ini aku punya kakak. Aku memang tak mengenal dirimu."

Dokter Jitaraphol jelas terkejut, sementara Saowaros dan Tay yang sudah mendengar omong kosong itu semalam hanya bisa menatapnya gusar.

"Surga?" tanya dokter.

"Iya," enteng Gun. "Aku sudah meninggal, makanya aku di surga sekarang bertemu dengan kalian." Ia konsisten dengan keyakinan itu.

Dokter Jitaraphol mengamat-amati. "Kenapa kau yakin kita ada di surga?"

"Itu satu-satunya jawaban masuk akal, Dokter. Aku memiliki kakak, ibu, dan juga rumah yang luar biasa."

"Kau memang memiliki semua ini."

Gun menggeleng. "Di Bumi, ibuku meninggal setelah melahirkan aku, aku dibesarkan oleh ayahku sebagai anak tunggal. Tay tidak ada di Bumi."

Saowaros menutup mulutnya, teramat sangat kaget mendengar putranya melantur jauh, bahkan jika dia sudah mendengarnya semalam.

"Ini alasan kau tidak boleh terlalu banyak baca buku, kadang imajinasimu jadi kacau sekali," protes Tay tak terima karena tak dianggap.

Gun menggeleng. "Memang benar, kok," yakinnya.

"Sepertinya ingatanmu sungguh rusak."

"Dokter," panggil Saowaros resah. "Apakah itu berbahaya? Dapatkah ingatannya kembali?"

Dokter Jitaraphol menghela nafas. "Entahlah, Nyonya. Saya tidak bisa memastikan. Kita harus melihat perkembangannya sendiri... nah, biar aku catat beberapa hal darimu, akan aku sampaikan ke Gereja."

"Gereja?"

"Mungkin Uskup bisa membantu."

"Maksudmu dia kerasukan roh jahat, Dokter?"

Gun sama kagetnya dengan Tay, bagaimana bisa dokter itu percaya perihal kerasukan? Bukankah dokter harus bersifat ilmiah?

"Dia berbicara soal kematian dan surga, Sir Tay. Jika tidak kerasukan, kemungkinan lainnya dia gila."

"Oh, Tuhan! Bunuh saja aku."

Seruan dramatis Saowaros membuat Gun cepat menggeleng. "Jangan katakan itu, Mama."

Saowaros menatapnya simpati. "Kenapa kau jadi begini, Miracle?"

Memangnya aku kenapa?

"Dokter, aku tidak kerasukan, dan jelas tidak gila." Gun kesal pada dokter itu, kenapa ilmu pengetahuannya sesempit itu?

The Sun Also SetsWhere stories live. Discover now