The Sun Also Sets 19/2

102 26 2
                                    

Glasgow berdasarkan etimologi adalah satu kata yang diadaptasi dari bahasa Cumbric tua; glas cau yang memiliki arti 'lembah hijau' karena area dewan Skotlandia tersebut berada di daerah dataran rendah, dan membentuk lembah hijau. Itu pula yang menjadikannya tidak begitu bersalju saat musim dingin tiba, tetapi tetap saja, temperaturnya dapat sangat rendah, dan dinginnya tak tertahankan.

Dingin itulah yang sejak kemarin memenuhi The Anderston sampai-sampai perapian yang berkobar tidak ada gunanya sama sekali. Dingin itu didapatkan karena sampai dengan hari ini, tidak ada yang tahu di mana bungsu Vihokratana berada, tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup atau tidak.

"Sudah semalam berlalu, Tay." Saowaros bersuara penuh rasa sakit. "Sudah semalam berlalu, dan adikmu tidak pulang."

Bagi Saowaros, seorang janda tuan tanah, kehilangan suaminya sudah cukup membawa rasa sakit, dan sekarang dia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa salah satu buah rahimnya telah menghilang entah ke mana.

"Perasaan Ibu sungguh tidak enak, Tay. Ibu takut."

Tay tidak berdaya mendengar rintihan hati ibunya yang sejak kemarin terus berdengung dalam telinganya seolah itu adalah nyamuk yang terperangkap di dalam sana.

"Miracle, di mana dirimu?"

Saowaros memperbaiki posisi syal tenunnya, dia terus kedinginan sejak kemarin.

"Nyonya, Anda belum makan sejak pagi, perlukah—"

"Demi Tuhan!" Tak hanya Kwang, Tay juga terkejut mendengar ibunya spontan memekik. "Putraku menghilang, dan kau membahas soal makan?!"

Kwang menunduk, beringsut mundur, merasa sakit hati tetapi tidak mendendam, karena Saowaros adalah nyonya rumah yang baik, tidak pernah bernada tinggi seperti itu sebelumnya. Kehilangan si bungsu jelas membuatnya tertekan setengah mati.

"Tak apa," ujar Tay kepada Kwang sembari memberinya isyarat untuk pergi dari sana.

"Kau yakin sudah mencarinya dengan baik, Nak?"

Tay mengangguk. "Aku dan yang lain bahkan sudah sampai di dekat Firth of Clyde, Ibu, tetapi kami tak menemukannya."

Hembusan nafas berat Saowaros memenuhi udara. "Tempat terjauh dia pergi adalah London, selebihnya adikmu itu tidak pernah keluar dari perbatasan, apalagi sendirian. Ibu khawatir kali ini dia pergi terlalu jauh, Tay."

"Aku juga khawatir, Ibu," sahut Tay. "Aku akan kembali mencarinya bersama yang lain besok pagi-pagi."

Saowaros mengangguk lemah. "Siapkan kereta, Tay. Aku akan ke Gereja saja untuk berdoa, hatiku tidak dapat tenang."

"Baik, Ibu."

Musim dingin kali ini sungguh-sungguh dingin, dinginnya menjadi mantel yang menyelubungi tak hanya di langit-langit The Anderston, tetapi juga langit-langit Glasgow House.

"Your Grace, makan malam sudah siap."

Off sedang sibuk dengan segala kertas-kertas pekerjaannya saat Goji datang untuk menginformasikan hal itu.

"Aku tak lapar."

"Anda belum menyentuh makanan sejak kemarin, Your Grace."

Off menatap dingin ke arah Goji, rautnya datar dan keras. "Aku akan makan jika aku ingin makan."

Goji menunduk. "Baik, Your Grace." Lalu dia pergi dari sana, berpapasan dengan New yang baru saja tiba.

"Dia masih menolak makan?"

"Masih, My Lord."

New menghela nafas berat. "Aku akan coba berbicara padanya."

"Tentu, My Lord."

The Sun Also SetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang