A Letter...

256 26 29
                                    

Aku berbahagia karena 'The Sun Also Sets' akhirnya dapat aku selesaikan. Tidak begitu penting, tetapi harus kusampaikan menulis cerita ini sangat menyenangkan, aku menikmati waktuku bersama His Grace dan Matahari.

Apa yang paling penting aku sampaikan adalah;

Pertama, tentu saja aku wajib berterima kasih karena kalian sudah meluangkan waktu kalian yang berharga untuk menyaksikan OffGun saling mencintai di 'The Sun Also Sets' ini.

Kedua, tidak ada yang sempurna, apalagi cerita ini. Ada banyak kekurangan, karena itu, terimalah permintaan maafku yang tulus.

Ketiga, aku memohon pemakluman untuk poin nomor dua, sebab menulis tidak pernah mudah, dan aku hanyalah aku, seorang biasa yang mencoba bercerita.

Keempat, 'The Sun Also Sets' terinspirasi dari komentar salah satu pembaca fanfic pertamaku yang berjudul 'The Love of A Heartless Man', dan kerangka ceritanya telah coba kubuatkan sejak komentar itu muncul sampai dengan rampungnya cerita ini. Oleh karena itu, sekali lagi untukmu kuucapkan terima kasih. Apakah kamu keberatan jika cerita ini yang kutawarkan sebagai royalti? Sebab aku tidak memiliki hal lain untuk membayar idemu... hehe.

Kelima, cerita ini menyertakan beberapa informasi nyata di dalamnya, dan aku yakin bahwa itu tak sepenuhnya benar dan tepat kusampaikan, maka aku dengan rendah hati meminta maaf. Aku juga meminta kebijaksanaan kalian untuk tetap memastikan kembali informasi yang ada, dan jangan dibenarkan semuanya begitu saja.

Keenam, semua komentar, semua vote, dan segala bentuk dukungan kalian terhadap cerita ini tentu sangat berarti, karenanya terimalah ucapan terima kasih dariku. Terima kasih sudah berbaik hati, yah!

Ketujuh, kenapa matahari? Kenapa bukan bintang? Kenapa bukan bulan? Kenapa bukan benda langit lainnya? Sesederhana waktu itu aku tengah duduk di lantai 22 Perpustakaan Nasional Indonesia, tempat favoritku dari seluruh tempat di Indonesia ini, mencari inspirasi di dekat jendelanya yang besar ketika matahari bersinar tepat ke arahku, dan aku tersenyum karena aku tahu apa yang perlu aku tulis.

Kedelapan, apakah kalian puas dengan 'The Sun Also Sets' ini? Aku tidak pernah meminta kalian berkomentar, kecuali untuk perbaikan typo dan informasi yang keliru, aku juga tidak mewajibkan kalian vote sehingga aku tak bisa mengukur apakah kalian menikmatinya atau tidak. Apakah kalian keberatan jika aku meminta pendapat kalian sekarang? Aku ingin tahu apa sekiranya yang kurang dari cerita ini. Mungkin catatan kaki yang terlalu banyak, mungkin gaya penulisan yang berkaitan dengan narasi dan dialog, mungkin jumlah kata yang terlalu banyak di setiap part, dll... Aku ingin kalian memberi tahu aku apa kelemahannya, yah! Percayalah, itu akan sangat berarti bagiku.

Kesembilan, My head is a mess, and blank pages will help me clean up, so more stories are coming... I guess.

Kesepuluh, dengan ini kunyatakan bahwa kisah His Grace The Duke of Glasgow dan Mataharinya sudah usai, yah! Sejauh ini, aku tidak merencanakan sekuel, kalian boleh memberi pendapat untuk ini.

Beberapa penjelasan:

- Gun menderita bipolar, itu sudah ada jauh sebelum dia bertemu Off. Jika kalian memperhatikan dengan seksama beberapa narasi dan dialog, kalian akan menemukan gejala-gejalanya.

- Off mengalami ruptur diafragma alias cedera diafragma, ini bisa karena trauma perut, bisa juga karena cedera fisik yang tidak main-main. Biasanya devatalisasinya tertunda dari hari cedera terjadi, dan diagnosisnya tidak langsung didapat, bisa sampai berbulan-bulan kemudian karena penderitanya bisa saja hanya mengeluh sakit perut, nyeri dada, batuk, dan sebagainya.

Lain-lain:

Seperti biasa, beberapa rekomendasi buku yang disebut dalam cerita, dipakai sebagai referensi dalam cerita, terutama untuk kutipan yang dipakai tiap awal part:

- Paradise Lost karya John Milton;
- Hamlet karya Shakespeare;
- Romeo and Juliet karya Shakespeare;
- War and Peace karya Leo Tolstoy;
- A Time Traveler's Wife karya Audrey Niffenegger;
- Pride and Prejudice karya Jane Austen;
- Sense and Sensibility karya Jane Austen;
- The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald;
- Manuscript Found in Accra karya Paulo Coelho;
- Crises of The Republic; Lying in Politics, Civil Disobedience, On Violence, and Thoughts on Politics and Revolution' karya Hannah Arendt;
- Defy; Sinner of Saint karya L.J. Shen;
- The Chaos of The Stars karya Kiersten White;
- Man and Woman He Created Them; A Theology of The Body karya Paus Yohanes Paulus II.
- Edward II karya Christopher Marlowe;
- Alexander Milton karya Ron Chernow;
- The Holy Bible;
- Peradaban Skotlandia terbitan Alprin (kupakai untuk mencari informasi mengenai Glasgow)

*Nafas lega karena tidak sebanyak buku-buku referensi 'The Love of A Heartless Man'.

Beberapa puisi;
- Sonnet 151 karya William Shakespeare;
- Your Feet karya Pablo Neruda;
- If You Forget Me karya Pablo Neruda;
- Annabel Lee karya Edgar Allan Poe;
- The Passionate Sherped to His Love karya Christopher Marlowe.

Kepada Mataharinya, His Grace The Duke Of Glasgow, Off Jumpol Adulkittiporn pernah mengatakan;

"For the sun never shines without bringing me dreams... dreams of you. I love you for the love's sake. I love you with every breath. And not only do I love you, I need you just like blood needs veins to flow."

Kepada pembacaku, aku ingin mengatakan;

"Kalian ada di setiap kesempatan segala kata dituliskan dalam cerita ini. Setiap kata ditulis dengan cinta. Kalianlah cinta itu."

Dengan cinta,

Ata.

Sampai jumpa di sini;

Kalian boleh menunggu, dan boleh tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian boleh menunggu, dan boleh tidak. Aku tidak memaksa, yah...

The Sun Also SetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang