His Excuse For Loving 6/1

135 26 4
                                    

Where love is great, the littlest doubts are fear; Where little fears grow great, great love grows there...¹

"Kau jadi ke London musim panas nanti?"

Off sedang sibuk memberi stempel pada beberapa perkamen yang berisikan informasi upeti tanah yang beberapa saat lalu diserahkan New kepadanya.

"Jadi, kurasa."

"Kau pergi untuk mengantar Davika ke rumah pamannya, kan?"

Off berhenti sebentar membubuhkan stempel pada perkamen-perkamen itu. "Iya..."

New mengambil jeruk dari keranjang buah, kemudian mulai mengupasnya. "Bagaimana catatanku? Aku melakukannya dengan baik, kan? Ayah sedang tidak begitu sehat, aku perlu membantunya, tetapi aku ragu catatanku serapih miliknya."

"Tidak buruk, lagipula aku akan menyalinnya kembali, akan aku perbaiki jika ada yang salah."

"Syukurlah kalau begitu."

New mulai memakan jeruk yang warnanya sangat menjanjikan, meski ternyata rasanya cukup asam itu sembari mengamat-amati Off yang sedang serius dengan pekerjaannya.

"Off, bisakah aku bertanya sesuatu?"

Off mengangguk. "Silahkan." Masih fokus pada perkamen.

"Kau menaruh rasa pada Gun?"

New memperhatikan perubahan mimik wajah sepupunya. Dia dapat melihat ada banyak emosi berkecamuk dalam sorot mata Off.

"Maksudmu?"

New menghela nafas. "Aku tidak tahu, Off. Kau seharusnya lebih tahu dari aku."

"Aku tidak tahu."

"Aku tidak bermaksud mencucuh batang hidungku pada lembaran bukumu, tetapi aku hanya ingin dirimu jujur—kau sedang tidak jujur pada dirimu sendiri sekarang, Off."

Off mengambil perkamen kosong, kemudian bersiap diri untuk menyalin laporan dari New dan juga beberapa lainnya. "Aku tidak tahu pada bagian mana aku tidak jujur."

"Pada bagian bahwa kau jatuh hati pada Gun." New memutuskan untuk langsung pada intinya. "Kau tak bisa menahan dirimu di dekatnya. Kau tersenyum, tertawa, berbicara lebih banyak dari biasanya—aku kesulitan menahan rasa terkejutku saat mendengar bahwa kau menggendongnya di Dumbarton, kau bahkan tanpa keberatan mengatakannya kepada kami."

"Dia butuh bantuan saat itu."

"Harit dan Janhae ada di sana."

"Dia sendirian saat aku menemukannya."

New mengembus nafas. "Kau bisa menunggu sampai Harit dan Janhae muncul."

"Terlalu lama," balas Off.

"Atau karena kau memang ingin menjaganya sedekat mungkin denganmu." New tidak mau kalah.

Sekarang Off yang menghela nafas. "Dia terkilir sampai tak bisa berjalan."

"Baiklah—mengapa kau ikut ke Dumbarton Castle?" tanya New.

Off meletakkan penanya ke dalam wadah tinta. "Aku melihat mereka bertiga menyelinap dari rumah pesta."

"Dan sungguh kau seseorang dengan tingkat kepedulian tinggi sampai-sampai mengikuti mereka. Andai aku bukan sepupumu, dan bukan kakak Janhae, aku tidak akan mempermasalahkannya. Masalahnya adalah, itu bukan kali pertama Janhae menyelinap dari pesta, kau tahu dia benci diajak berdansa, benci diajak berbasa-basi dengan ladies lainnya, dia selalu menemukan cara untuk kabur, dan sampai hari itu kau belum pernah sama sekali pergi mengikutinya, pun aku juga begitu karena kita sama-sama tidak keberatan dengan watak Janhae yang cukup berbeda."

The Sun Also SetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang