His Excuse For Loving 6/3

130 28 1
                                    

"Mereka akan menampilkan drama apa?"

Gun, Harit, dan Janhae bersamaan keluar dari The Anderston, hendak pergi ke Universitas Glasgow untuk menonton pementasan drama. Sebelumnya, ketiga teman baik itu menikmati aftertoon tea bersama-sama.

"Aku tidak tahu, Harit. Pada undangan tidak diinformasikan drama apa yang mereka pentaskan," jawab Janhae.

Harit dan Janhae membantu Gun yang pincang untuk bisa turun tangga, meski sebenarnya Gun merasa ia bisa melakukannya sendiri. Namun, dirinya tak keberatan dengan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.

Gun terdistraksi oleh Kwang yang sedang memindahkan bunga-bunga di depan The Anderston.

"Kwang, apa yang kau lakukan?"

Kwang menoleh, kemudian menekuk sedikit lututnya. "Memindahkan Bramble, Sir Gun."

Gun mengernyit. "Kenapa?"

"His Grace mengatakan bahwa saya tidak boleh meletakkan Bramble atau bunga berduri lainnya lagi di taman, karena bisa melukai orang."

"His Grace?" Gun terkejut. Pun Harit dan Janhae demikian.

"Kenapa His Grace memberi perintah semacam itu?" tanya Harit.

Janhae mengangguk-angguk. "Aneh, kan? Mengapa dia peduli dengan urusan taman bunga The Anderston?"

Kwang menggeleng. "Saya kurang tahu. Saya hanya menjalankan perintah darinya."

"Kapan dia memberi perintah itu?"

"Tadi pagi, Sir. Pegawainya mengantar surat untuk saya," jawab Kwang.

Gun spontan melihat jarinya yang tertusuk duri Bramble semalam. Lalu kepalanya mulai membuat dugaan demi dugaan, membuat relevansi bahwa Off memerintahkan Kwang untuk memindahkan bunga berduri karena itu melukainya.

Gun menggeleng-gelengkan kepalanya, itu terlalu jauh, ia tidak boleh berhalusinasi.

"Kenapa, Little Gun?"

"Tidak apa-apa, Miss Pride."

Janhae tersenyum. "Baiklah-ayo!"

Gun dan kedua temannya masuk ke dalam kereta kuda, sementara Kwang kembali dengan kegiatan memindah-mindahkan Bramble juga bunga lain yang memiliki duri sesuai perintah Off.

"His Grace aneh sekali, aku tidak tahu sejak kapan dia mulai memakai kekuasaannya untuk mengurusi urusan taman bunga orang lain." Janhae terkekeh.

Gun berusaha untuk ikut terkekeh meski saat ini lebih banyaknya ia tenggelam dalam spekulasi. "Entahlah."

"Memangnya sebesar apa, sih, luka yang bisa ditimbulkan karena tertusuk duri bunga? Aku pernah, tuh, tertusuk duri mawar, paling-paling berdarah sedikit."

Luka tusukan Bramble semalam bahkan sudah tak ada jejaknya di jari Gun.

"Mungkin His Grace menilai itu berbahaya, Janhae," ujar Harit.

Janhae terkekeh. "Apa dia memberi perintah yang sama ke semua rumah yang memiliki taman bunga?"

"Kurasa tidak," jawab Harit. "Mawar di taman bunga ibuku tidak kurang satu saat aku berangkat tadi. Kalian tahu ibuku memelihara banyak jenis mawar, durinya lebih tajam dari Bramble."

Tetapi mawar di taman ibu Harit tidak melukai Gun. Itulah perbedaannya.

"Ada-ada saja." Janhae geleng-geleng sambil terkekeh.

Gun tenggelam jauh dalam pikirannya.

Kenapa His Grace memberi Kwang perintah konyol semacam itu? Kenapa harus setelah aku tertusuk duri Bramble? Aku kan jadi terbawa perasaan. Ish!

The Sun Also SetsWhere stories live. Discover now