Gun With A 'G' Not An 'S' 12/2

141 26 7
                                    

"Your Grace!"

Lagi.

Mimpi buruk lagi.

Gun bangun dan langsung duduk dengan badan sudah berkeringat, ia berteriak memanggil kekasihnya yang meninggalkannya di dalam mimpi.

Rupanya bagian dalam kepala Gun merupakan tempat yang menakutkan, kacau, dan berantakan, sehingga alam bawah sadarnya menangkap hal itu, dan menerjemahkannya dalam rupa mimpi.

Di mimpi kali lalu, ia meninggalkan Off. Di mimpi kali ini, giliran Off yang meninggalkannya.

Ia turun serampangan dari tempat tidur, membuka lemari untuk mengambil long coat-nya karena ia tak mau repot-repot untuk mengganti pakaian tidurnya. Ia juga tak memiliki waktu untuk itu.

Gun memakai buckle shoes-nya tanpa kaos kaki, kemudian segera pergi meninggalkan kamar. Ia akan ke Glasgow House, ia harus ke sana, ia butuh bertemu Off.

"Sir Gun, Anda hendak ke mana?" tanya Kwang yang sedang membersihkan pegangan tangga.

"Glasgow House."

Kwang cemas melihat Gun yang nampak begitu khawatir, dan begitu terburu-buru sampai-sampai tidak memakai pakaian yang semestinya.

"Anda baik-baik saja, Sir?" tanya Kwang lagi.

"Aku harus ke Glasgow House, aku harus bertemu His Grace."

"Sir, Anda perlu berganti pakaian." Kwang mempertimbangkan situasi dan kondisi belakangan ini.

Gun menggeleng. "Tidak ada waktu."

"Tapi, Sir—"

"Tidak ada waktu, Kwang!"

Pertama kalinya seumur hidup, Kwang mendengar Gun memakai nada tinggi, membuatnya tidak berani membantah lagi karena jika sudah begitu, jelas Gun sedang sangat terdesak.

"Sir, tolong lewat di jalur hutan pinus." Gun menoleh ke arah Kwang, pelayan itu tersenyum dan mengangguk. "Lewat di sana, Sir. Anda akan tiba di gerbang samping Glasgow House. Saya khawatir Anda akan bertemu beberapa warga jika lewat jalan utama."

Gun mengerti maksud Kwang, jadi dia mengangguk. "Terima kasih."

Kereta The Anderston tidak ada, sudah dipakai untuk keperluan lain, dan meski Off sudah memperingatkan Gun untuk tidak berjalan kaki, ia akan berjalan kaki saja. Seperti yang dipesankan Kwang, ia mengambil jalur hutan pinus untuk mencegah bertemu warga.

Sepanjang perjalanan, ia dikuasai kecemasan dan ketakutan. Mimpinya yang pertama hampir menjadi kenyataan karena Tay mengetahui hubungannya dengan Off, dan berusaha membawanya pergi jauh.

Gun takut mimpi kali ini juga akan sama. Off meninggalkannya, pria itu mendadak menghilang dari hidupnya. Bagaimana jika itu akan menjadi kenyataan?

Memikirkannya saja membuatnya takut, dan seluruh fokusnya ada pada rasa takutnya, ada pada mimpi buruknya, sehingga ia bahkan tak bisa merasakan perih dari luka pada tumit kakinya yang tergesek bagian dalam buckle shoes.

Pohon-pohon pinus menjulang tinggi di sekitarnya, dengan penampilannya yang tak pantas, ia seakan sosok yang tersesat di tengah hutan belantara. Dengan kosong tatapannya, ia seakan sosok yang sudah kehilangan akal dan putus asa karena tersesat.

Ketika akhirnya ia melihat jalan keluar, itu adalah pemandangan gerbang samping Glasgow House, membuatnya seperti mendapatkan harapan.

"Mr. Vihokratana..." Penjaga gerbang samping menyapa Gun dengan raut bingung terutama karena penampilannya.

The Sun Also SetsWhere stories live. Discover now