Gun With A 'G' Not An 'S' 12/1

156 26 1
                                    

To all the morrows
You were my one exception
And I was just a fool
Blinded by your affection
Guess I learned my lesson

...

Didn't ask you to be perfect
Was I unrealistic
To ask you for your honesty?
You were supposed to be,

Darling, you were supposed to be different..

Semakin hari, The Anderston semakin dingin, cinta yang selama ini menjadi ciri khasnya semakin tak terasa, yang tersisa hanya ketegangan yang berlangsung sudah satu minggu sekarang.

Biasanya ruang duduk rumah tuan tanah Anderston itu selalu dipenuhi percakapan dengan topik acak. Namun, belakangan ini penghuninya lebih banyak berdiam diri.

Tay adalah yang paling menghindari berlama-lama berada di ruang duduk, termasuk berada di The Anderston, terutama ketika Off berkunjung. Sementara Off sendiri, ia tidak peduli pada apa dan siapa pun selain Gun.

Terserah Tay menatapnya dengan tatapan seperti ingin membunuhnya, ia tidak peduli, ia ke The Anderston di setiap kesempatan yang ada.

"Ílie mou..."

Gun meninggalkan bangku depan cembalo tempat dia duduk sembari berlatih sejak tadi, berlari ke arah Off yang baru tiba, memeluk pria itu dengan penuh rasa bahagia. "Your Grace..."

Off mengecup tulang pipi bawah mata Gun seperti biasanya. "Apa kabar Matahariku hari ini?"

"Bersinar dengan terang."

"Senang mendengarnya—aku tidak melihat cembalo sebelumnya."

"Itu baru diambil dari gudang. Dulunya milik Ayah, kata Mama sengaja disimpan di gudang karena cembalo itu terus membuat Mama merindukan Ayah. Namun, Mama bersedia agar itu diletakkan lagi di ruang duduk agar bisa menyibukkan pikiranku dengan bermain cembalo." Gun menjelaskan.

Off mengangguk-angguk. "Itu bagus—aku memiliki sesuatu untukmu."

Off mengeluarkan sesuatu dari balik tail coat-nya, sebuah buku.

"Buku?"

"Kau begitu gemar menulis, tuliskan semua yang ingin dirimu tulis di buku ini."

Gun menerima buku itu dari Off, dan memandangnya lama karena dia merasa itu tidak asing, mendapat perasaan aneh.

"Aku meminta mereka membuatnya, itu khusus untuk Matahari."

Lalu Gun segera melupakan keanehan itu, berjinjit untuk bisa mengecup pipi Off, membuatnya kekasihnya tersenyum bahagia.

"Kau sungguh kekasih yang luar biasa, Your Grace."

Off tersenyum. "Aku sangat tersanjung."

"Aku kan memang menyanjungmu," balas Gun.

"Terima kasih, Matahariku." Off menanggapi. "Tuliskan segala yang ingin dirimu tulis, oke?"

"Oke!" Gun begitu bersemangat, dia membuka bukunya, menghirup aroma kertasnya. "Bog Myrtle?"

"Kuminta mereka memakai Bog Myrtle ke bahan baku pembuatan kertasnya."

"Kau bisa menggunakan kuasamu untuk hal-hal semacam ini? Hanya untukku?"

"Hanya?" Off mengernyit. "Segala hal tentangmu tidak ada yang 'hanya', segala hal tentangmu harus 'spesial', Sun."

"Ish, sweet mouth..." Gun merah padam dengan cepat.

The Sun Also SetsWhere stories live. Discover now