"Do Me The Honor, Your Grace" 10/2

123 23 2
                                    

"Oh my God! Aku sungguh akan mati kebosanan... ikan-ikannya ke mana, sih?!"

Ternyata memancing tidak sesuai ekspektasi, ternyata menangkap ikan tidak semudah yang dibayangkan, sebab sudah satu jam berlalu, tetapi tak ada dari Gun, Harit, dan Janhae yang berhasil menangkap ikan.

"Kalian yakin ada ikan di Clyde ini?"

"Kalau tidak ada, sungai ini tak akan jadi pusat perkemahan dan pemancingan, Miss Pride," jawab Gun.

Janhae menghembuskan nafas berat. "Terus di mana ikan-ikannya?"

"Mereka semua lari karena kau tak kunjung berhenti mengeluh." Harit sedikit kesal saat menjawab.

"Aku bosan!"

Harit ikut menghembuskan nafas berat. "Diamlah, kau mengganggu konsentrasi."

"Tidak ada bedanya, mau kau berkonsentrasi juga tidak ada bedanya."

"Setidaknya batinku lebih tentram jika kau mau diam."

Janhae berdecak kesal. "Aku bosan, tepikan kano ini, aku mau turun."

Gun menoleh, mendapati Harit juga menoleh ke arahnya. Mereka berdua duduk berlawanan arah, memegang kayu dayung, sementara Janhae ada di tengah.

"Kita belum menangkap apa-apa," kata Gun.

"Kita memancing dari tepi atau jembatan batu saja, aku tidak bebas di atas kano ini."

Terkadang Janhae dapat menjadi sedikit menyebalkan dengan segala keinginannya. Tadi dia yang mengusulkan ide memancing di atas kano, sekarang dia pula yang meminta turun.

"Ya sudah."

Gun dan Harit menggerakkan kano untuk menepi sesuai keinginan Janhae.

"Lihat, ada kakakku!" Janhae berseru ke arah jembatan batu Clyde.

"Dan His Grace."

"New!" Janhae berdiri tiba-tiba. "Lihat! Kami naik kano!"

Gun dan Harit memegang tepi kano. "Janhae, kau membahayakan kita."

Dari jembatan batu Clyde, Off dan New sedikit terkejut melihat ketiga domba itu yang entah sejak kapan sudah ada di atas kano.

"Sejak kapan mereka di sini?" tanya New.

"Entalah—kano itu agak oleng?"

"Janhae, duduklah! Kau membahayakan kalian bertiga!" teriak New.

"Apa?!" Janhae balas berteriak. "Aku tak bisa begitu mendengarmu!"

Gun kian memegang ujung alat transportasi air yang sedang mereka naiki sekarang itu. "Miss Pride, kau perlu duduk, benda ini mulai tidak seimbang."

"Iya, ish!" kesal Harit. "Duduklah!"

Entah apa yang membuat Janhae begitu bersemangat melihat kakaknya, tetapi dia terus melambai-lambai. Tak peduli orang lain menatapnya dengan tatapan aneh.

Kano masih cukup jauh dari tepi Clyde, dan baik Gun maupun Harit, keduanya sama-sama merasakan benda itu mulai sulit dikendalikan.

Gun memeluk ujung kano dengan satu tangan terus mendayung. "Miss Pride, kapten oleng."

Janhae terkekeh mendengar perkataan Gun, lalu dia memutuskan untuk duduk kembali. Sayangnya, karena terlalu bersemangat, dia menginjak tepi bawah dress-nya, sehingga dia jatuh tersungkur ke depan, dan secara spontan menarik serta Gun dan Harit bersamanya.

The Sun Also SetsWhere stories live. Discover now