Three Shillings One Sixpence 5/2

138 29 5
                                    

"Your Grace..."

Gun berdiri di samping Tay saat kakaknya itu menyapa Off dengan ramah.

"Please, Tay, kau bisa santai saja denganku, kita menghabiskan beberapa tahun bersama di Oxford."

Tay tersenyum. "Atas nama kesantunan, Your Grace. Kita sedang di tempat umum."

Off balas tersenyum. "Baiklah jika begitu—bagaimana tanah di Anderston?"

Gun melirik ke arah sekitarnya, mencari-cari Harit dan Janhae, karena topik percakapan Off dan Tay tentu tidak begitu dipahaminya.

"Sejauh ini kami sudah memiliki penyewa untuk semua tanah, Your Grace. Perkebunan kapas juga cukup untuk menjadi bahan baku utama di rumah tenun." Tay menjelaskan.

"Senang mendengarnya—mencari seseorang, Sir Gun?"

Gun terkesiap. "Mencari Harit dan Janhae, Your Grace."

"Little Gun!"

Janhae jelas akan berumur panjang karena namanya baru saja disebutkan, dan sekarang dia muncul, bersama dengan New yang digandengnya.

"Your Grace..." Janhae menekuk sedikit lututnya. "Sir Tay..."

"My Lady," balas Tay dengan penuh keramahan.

"Di mana Harit?" tanya Janhae kepada Gun.

Gun menggeleng. "Aku tidak tahu, aku belum melihatnya."

"Perlukah kita mencarinya?"

"Janhae, kau akan di sini menemani aku," sahut New. "Ayah sudah meminta kita untuk beramah-tamah dengan beberapa orang yang akan hadir."

Janhae menghela nafas. "Ini sangat membosankan, New."

"Pikirmu aku merasakan apa? Tahanlah sebentar lagi."

"Ya sudah—Sir Tay, ayahku menanyakan dirimu, by the way."

Tay membatuk. "Begitukah?"

Janhae mengangguk. "Dia bosan karena harus beristirahat, dan ingin menembak merpati, tetapi tak memiliki teman—New tidak becus menembak, katanya dirimu dulu biasa menemaninya menembak merpati, dan kau penembak jitu," tuturnya.

Suara decakan lidah New terdengar. "Aku bukan tidak becus, aku tidak menyukai segala aktivitas mengorbankan binatang seperti itu."

"Bukan itu katamu saat merpatinya sudah diolah jadi makanan."

"Kau tahu aku tak makan daging unggas."

Janhae terkekeh. "Aku tahu. Aku hanya menggodamu, Kakakku tertampan dan tersayang."

New mendorong pelan jidat Janhae dengan telunjuknya. "Dasar—kenapa tidak kau saja yang belajar menembak?"

"Apakah boleh? Kupikir itu hanya untuk gentlemen."

"Kau sudah seperti seorang gentleman." Off menanggapi demikian.

Mereka terkekeh pelan. "Jangan mengatakan itu, Your Grace, aku seorang lady."

"Just a bit different," imbuh Gun.

Mereka terkekeh lagi. "Little Gun, bagaimana jika kita belajar menembak?"

"Tidak." Gun menggeleng mantap. "Aku tidak mau."

Janhae menghela mengembus. "Salahku menawarimu, kau saja menangisi merpati yang terluka sayapnya. Tidak mungkin kau mau menembak merpati."

"Betul." Gun membenarkan.

"Sir Tay, berkunjunglah untuk menembak bersama ayahku, aku juga akan belajar."

The Sun Also SetsWhere stories live. Discover now