Glamorous Sunset 20/2

101 19 1
                                    

Cintaku yang luar biasa,
Kekasihku yang hebat,
His Grace The Duke of Glasgow, Off Jumpol Adulkittiporn.

Aku berharap kau tidak akan pernah sampai pada halaman ini. Namun, jika akhirnya demikian, aku memohon kebesaran hatimu untuk menerima permintaan maafku yang tulus, karena itu berarti sesuatu telah terjadi.

Your Grace, sejak awal sudah ada yang salah denganku, aku tak tahu bagaimana menjelaskannya padamu, tetapi itu tidak membaik seiring waktu. Aku kian kehilangan kendali. Jika ada yang mengurangi keindahan cinta kita, itu adalah penyakit aneh dan mengerikan ini. Sebaliknya, kau dalam segala cara telah menjadi cinta yang luar biasa. Dalam segala hal telah menjadi kekasih yang hebat.

Langit dapat runtuh, dunia boleh rubuh. Apa yang akan tetap utuh adalah ingatanku akan dirimu. Bahwa kau sangat sesuai dengan gelar 'Grace', sebab segala hal tentangmu, Your Grace, adalah berkat. Itulah mengapa aku selalu memanggilmu dengan gelarmu, karena dengan begitu aku tak akan pernah lupa berterima kasih kepada Tuhan untuk berkat terhebat yang pernah bisa Dia berikan padaku.

Your Grace, ketahuilah bahwa Matahari sangat suka berada di pelukanmu, sangat suka berada di bawah selimutmu. Bersembunyi dari langit. Namun, jika langit berhasil menyingkap selimutmu untuk mencuri Matahari kembali dari pelukanmu, jangan bersedih, sebab Matahari ada untuk menyinari dunia, dan seluruh duniaku adalah dirimu.

Aku mencintaimu, Your Grace. Aku mencintaimu dengan seluruh cahaya dan kehangatan. Semoga cintaku hangat mendekap semua dingin yang oleh matahari tak sempat menyinari. Aku mencintaimu, sangat, sangat, sangat.

Cintaku yang luar biasa,
Kekasihku yang hebat,
His Grace The Duke of Glasgow, Off Jumpol Adulkittiporn. Pengertianmu, kesabaranmu, semua tentangmu sungguh tiada duanya. Kau tidak tertandingi. Kau tidak tergantikan.

Sampai jumpa kapan saja Tuhan menyediakan satu lagi langit tempat kau dan aku berteduh kisah, dan kita memiliki akhir yang berbeda.

Jangan berjalan dalam gelap. Jangan kedinginan.

Selamanya milikmu,

Sun with an 'S' not a 'G'.

Off berdiri dari duduknya, melangkah menuju samping nisan Gun, menempelkan keningnya di sana, dan tak butuh waktu lama baginya untuk kembali menangis.

Surat Gun memberinya jawaban untuk segala pertanyaan yang berkutat di kepalanya selama ini.

"Dan pasti melelahkan bagimu, Matahariku, untuk terus bersinar." Off mengangguk-angguk dengan wajah kian basah karena air mata. "Tak apa, istirahatlah, His Grace akan menyalakan lilin untuk ganti sinarmu."

Off membayangkan nisan Gun sebagai kening kekasihnya, membayangkan ia mendapat usapan lembut di punggungnya.

"Matahariku, kau kukembalikan ke langit."

Sebab, surat dari Gun menambah keyakinan Off bahwa lebih baik bagi Mataharinya untuk berada di langit. Di atas sana, tidak akan ada yang menghalangi Mataharinya bersinar terik. Maka dengan begitu, His Grace juga menepati janjinya untuk menghentikan waktu tengah hari bagi Mataharinya.

Ia mengintip surat Gun, tidak lama karena ia tidak ingin merusak tulisan yang berharga itu dengan air matanya. Ia tersenyum, ingatannya terlempar ke momen saat pertama kali ia dengan sengaja menulikan telinganya ketika Gun memperkenalkan diri sebagai "Gun", tetapi ia bertanya, "Sun?" di depan Katedral St. Mungo.

The Sun Also SetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang