Sun Under The Blanket 15/2

122 21 2
                                    

"Your Grace, kau tidak memberi tahukan kedatanganmu. Aku bisa saja menyediakan roti untuk Glasgow House."

Saat tiba di Port Dundas sebagai tempat terakhir dari agenda tugas Off hari ini, Off dan Gun disambut oleh seorang wanita yang sepertinya seusia Saowaros, muncul dengan memakai celemek yang sudah bernoda putih tepung karena dia mengelap tangannya di sana sebelum kemudian menunduk hormat kepada Off.

"Mrs. Chaichitathorn, roti buatanmu sangat enak, tetapi aku tidak bisa terus menerimanya karena kau menolak bayaran. Kau akan rugi."

Mrs. Chaichitathorn menggeleng. "Justru karena Glasgow House terus memakai rotiku, aku jadi semakin diperhatikan warga."

"Dia kewalahan membuat roti, Your Grace."

Seorang pria yang sudah beruban, tetapi tidak terlalu tua muncul, Gun menduga pria itu pastilah suami Mrs. Chaichitathorn yang menyapa mereka pertama kali tadi.

"Sir Niti." Off mengangguk sekali menerima penghormatan yang diberikan Sir Niti.

"Istriku tidak beristirahat, Your Grace. Dia sibuk membuat roti untuk perayaan Natal kemarin—Happy Christmas."

"Happy Christmas—ini Sir Gun Atthapan Vihokratana."

Gun tersenyum ke arah Sir Niti, kemudian menerima uluran tangannya.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dirimu, Sir. Anggota Vihokratana yang terhormat—Niti Chaichitathorn."

"Terima kasih, Sir Niti. Suatu kehormatan untukku juga."

"Dan aku juga sudah mendengar tentangmu." Mrs. Chaichitathorn mengulurkan tangannya. "Bungsu Vihokratana."

Gun tersenyum. "Gosip memang secepat elang."

Mrs. Chaichitathorn terkekeh. "Kuncinya adalah tutup telinga, karena menunggu orang tutup mulut itu terlalu lama," tukasnya.

Gun terkekeh. "Kurasa begitu."

"Your Grace, ingin memeriksa tembakau hari ini?" tanya Sir Niti kepada Off.

"Benar, Sir, dan kalau berkenan, kami akan afternoon tea di rumah kalian setelahnya. Aku ingin Sir Gun mencoba roti buatan istrimu."

Sir Niti dan istrinya terkejut mendengar hal itu karena The Duke mendadak ingin afternoon tea di rumah mereka, tetapi tentu itu kemudian menjadi suatu kehormatan.

"Tentu, Your Grace. Aku akan menyiapkan segalanya," tanggap Mrs. Chaichitathorn, menunduk, kemudian pergi.

"Izinkan aku mengambil top hat terlebih dahulu, Your Grace."

"Silahkan."

Off dan Gun berdiri di dekat pagar rumah pasangan Chaichitathorn, sebuah rumah yang terkategori sederhana, tetapi Gun tersenyum karena bisa merasakan betapa nyaman rumah itu.

"Kau dekat dengan mereka?"

Off mengangguk. "Mereka selalu menerimaku seperti keluarga. Dulu sebelum resmi menjadi Duke, aku menghabiskan banyak waktu belajar menembak bersama Sir Niti," jelasnya.

Gun tersenyum. "Pantas saja. Sekarang sudah tidak menembak lagi?"

"Tangan Sir Niti cedera, dia kesulitan menarik pelatuk."

"Sayang sekali," lirih Gun.

Sir Niti muncul, sudah memakai top hat, lalu dia mengajak Off dan Gun menuju gudang tembaku.

The Sun Also SetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang