Embrace The Chords 3/2

134 29 2
                                    

"Little Gun!"

Janhae menyambut Gun yang baru memasuki ruang duduk Glasgow House dengan penuh semangat, langsung menurunkan tudung dari winter coat yang dipakai teman baiknya.

"Kau sudah tidak flu lagi?"

Gun tersenyum. "Masih sedikit flu, tetapi aku baik-baik saja—terima kasih atas suratmu, by the way. Mama tidak mengizinkan aku ke Barmulloch, katanya lebih dekat ke Hyndland. Bersyukur kau menulis surat untuk memberitahu bahwa aku bisa latihan oboe di Glasgow House."

"Bukan apa-apa," balas Janhae. "Aku akan lebih sering di Glasgow House karena New juga akan begitu, dia diberi beberapa pekerjaan oleh ayahku, jadi dia akan sering bersama dengan His Grace," tuturnya.

"Terima kasih sekali lagi." Gun sungguh berterima kasih karena Janhae begitu baik.

"Don't even mention it—mereka sedang di ruang kerja His Grace, sebentar lagi akan turun ke sini."

Goji muncul, sepertinya Nattharat yang selalu berada di sekitar ruang duduk yang menginformasikan kepadanya tentang tamu mereka.

"Mr. Vihokratana, perlu saya sajikan teh atau minuman lainnya?"

Gun tahu sekarang ekspresinya pasti menunjukkan rasa kaget yang tak main-main.

Bibi Goji...

Itu Goji, Goji yang dikenalnya, tetapi sedikit lebih muda.

"Mr. Vihokratana?"

Gun memperbaiki ekspresinya. "Eh, itu, aku... teh saja, please." Dia mendadak sangat ingin menikmati teh buatan Goji lagi.

"Baiklah—Miss Janhae?"

"Aku ingin kopi yang biasa, Goji."

"Yang disangrai dengan biji beech?"

Janhae mengangguk tersenyum. "Kau sangat mengenalku."

Goji balas tersenyum. "Saya akan segera menyiapkannya."

Gun memperhatikan Goji yang melangkah pergi, langkahnya tidak selambat yang biasanya. Di sini Goji lebih sehat dan bugar.

"Sudah sembuh, Gun?"

Gun menengadah sebentar ke arah New yang melangkah menuruni satu per satu anak anak tangga yang menghubungkan lantai demi lantai Glasgow House.

"Sudah cukup sembuh untuk bisa kembali melakukan rutinitas, My Lord," jawab Gun.

New tersenyum. "Senang mendengarnya. Kulihat dirimu bawa oboe."

Gun memeluk kotak panjang di tangannya, tempat oboe yang ternyata miliknya pribadi diletakkan.

"Aku sungguh berharap dari latihan kita, My Lord."

"Aku tak pernah memiliki murid sebelumnya." New sudah di anak tangga terakhir. "Jika progresmu bagus, mungkin aku akan buka kelas musik."

Gun terkekeh menanggapi candaan New, bahagia karena dengan New yang ini juga dia bisa membangun hubungan baik. "Aku akan berusaha semaksimal mungkin, My Lord." Meski dia harus memanggilnya dengan formal.

New memanggil Nattharat yang berdiri di sekitar sana menggunakan gerakan kepala dan mimik wajah saja, kemudian tanpa nada memerintah, dia meminta pegawai kepercayaan Glasgow House itu untuk mengambilkan oboe.

Nattharat menuruti, menghilang beberapa saat, lalu muncul kembali dengan oboe di tangannya.

"Kau di posisi satu, yah?"

The Sun Also SetsOù les histoires vivent. Découvrez maintenant