Prithee, Sun, Turn To His Grace 13/1

135 25 1
                                    

Tempat menginapku di tanah yang dingin,
Dan, oh! sangat keras hidupku,
Namun yang paling membuatku susah
Adalah ketidakbaikan orang yang kucinta.
Namun aku tetap menangis, 'Oh berbaliklah, Cinta,
Dan tolonglah, Cinta, berbaliklah kepadaku,
Karena engkaulah yang kudambakan,
Dan, Sayang, apa lagi yang dapat aku lakukan?'

Akan kubuatkan mahkotamu dari jerami,
Dan akan kumadukanmu dengan cincin anyaman;
Harapanku yang membeku akan mencair,
Dan kita akan bernyanyi riang gembira;
Berbaliklah kepadaku, Cinta tercinta,
Dan tolonglah, Cinta, berbaliklah kepadaku;
Karena engkaulah yang satu-satunya
Dapat memberikan kebebasanku.'

Namun jika kau tetap mengeras hatimu
Dan tuli terhadap ratapanku yang menyedihkan,
Maka aku harus tetap menderita kesakitan
Dan terguling dalam jerami sendirian;
Namun aku tetap menangis, 'Oh berbaliklah, Cinta,
Dan tolonglah, Cinta, berbaliklah kepadaku!
Karena engkaulah yang menjadi
Penyebab kesedihanku...¹

"Masih, Off?"

Janhae menghela nafas berat sembari melangkah menuju ruang duduk Glasgow House, sudah langsung pening karena mendengar Off yang bernyanyi diiringi cembalo. Janhae tidak memiliki masalah dengan mendengar sepupunya bermain musik dan bernyanyi, sebab sepupunya itu hebat dalam kedua hal tersebut. Hanya saja, ada titik jenuh untuk hal yang dilakukan berulang-ulang, dan berturut-turut. Janhae sudah sangat bosan mendengar berbagai lagu patah hati yang dinyanyikan Off.

Tiga hari. Sudah tiga hari sejak ditinggalkan Gun ke London, seisi Glasgow House menjadi korban patah hati Off, karena telinga mereka akan terus mendengarkan permainan musik dan nyanyian sang Duke yang sesekali dilakukan dengan agresivitas sehingga siapa pun bisa merasakan amarah menghuni udara yang mereka hirup, membawa sensasi seperti ada tali goni mengikat leher mereka.

Penghuni Glasgow House tak pernah berekspektasi lebih pada tuan mereka, mereka tahu ia bukan seseorang yang mudah dijangkau, tetapi His Grace The Duke of Glasgow versi patah hati sungguh perlu dihindari.

Off bagai induk ayam yang sedang dalam masa mengeram, sehingga siapa pun yang coba-coba membuka kandang, mengulurkan tangan untuk mengambil telur-telurnya sudah tentu kena catuk.

New sudah kena catuk kemarin, hanya salah sedikit perhitungan hasil pungutan tanah, Off mencoret seluruh kertas laporan, dan mengatakan mungkin sepupunya itu perlu belajar matematika dari dasar. Syukurlah bahwa New tahu Off sedang sangat tertekan, sehingga dia menahan diri untuk tidak mengajak pria itu ke puncak Glasgow House Tower, dan mendorongnya dari atas sana.

Jika New saja sudah tercatuk, maka tidak ada harapan bagi yang lainnya, sehingga mereka sungguh berhati-hati dalam segala hal, termasuk bernafas, kalau-kalau suara nafas mereka mengganggu ketenangan batin Off.

Satu-satunya yang menolak berhati-hati adalah Janhae, meski sudah kena catuk juga, dibilang terlalu berisik, dia malah jadi tambah berisik.

Janhae mengatakan bahwa ayam memang memiliki paruh untuk mencatuk, tetapi dia memiliki dua tangan untuk memelintir leher ayam itu, sehingga tak hanya telur yang dia dapat, tetapi juga daging.

"Kau sedang persiapan untuk konser atau apa?"

Off menghela nafas kesal. "Jangan ganggu aku."

The Sun Also SetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang