1. Sabrina & Sastra

42.2K 1.1K 239
                                    

"Kak Sastraa!" Teriak perempuan mungil yang kini masih setia beriri di depan pintu kamar mandi.

"Apa?"

"Mandinya cepetan dong, ini nanti aku telat!" Titah gadis itu, ia mulai kesal menunggu seorang yang masih berkutik di kamar mandi.

"Lo tahu sabar nggak?" Ketus pria bernama Sastra, ia benar-benar tak suka mandi paginya diganggu seperti ini. Dan mulai sekarang, ia bakal bangun lebih pagi karna ia tak mungkin harus berbagi kamar mandi dengan gadis cerewetnya sekarang.

"Dari tadi sabar mulu," Perempuan itu menghela nafas berat, rasanya ia benar-benar dongkol karena sering bangun kesiangan akhir-akhir ini.

"Kalo lo nggak sabar, sini mandi bareng," Celetuk Sastra asal-asalan.

"waaa! Enggak!" Pupil gadis itu langsung membesar, pipinya merona malu atas ucapan Sastra yang sekarang tersenyum miring di dalam sana.

Gadis itu bernama Sabrina Kirana. Seorang perempuan polos yang kini duduk di bangku kelas 11 IPA 1. Tapi, tepat seminggu yang lalu, ia telah resmi menjadi istri seorang cowok cuek, galak, badboy tapi sialannya tampan, yang sekarang satu sekolah dengannya.

Perjodohan yang terjadi diantara keluarga Sabrina dan Sastra adalah suatu penggenapan janji dan pengeratan hubungan keluarga yang harus membawa-bawa mereka pula. Sebelumnya, mereka berdua menolak besar atas apa yang menimpa mereka. Mereka juga sebelumnya melakukan berbagai cara agar perjodohan ini dibatalkan. Tapi apalah daya yang diperintahkan orang tua, mereka sebagai anak mereka bisa apa?

"Aisyah," Magsud Sastra memanggil Sabrina dengan nama-nama yang sepintas dalam otaknya. Ia memang sering memanggil Sabrina dengan nama aneh-aneh dan menggemaskannya Sabrina juga menyahut bila panggilan itu dirasa untuknya

"Apa?" Jawab Sabrina lempeng yang ternyata sudah kembali menelungkupkan badannya di atas ranjang, dan mencoba kembali ke alam mimpi.

"Ambilin gue handuklah," Kini nada Sastra sedikit menurun, tak terlalu ketus.

"Ogah," Sabrina menjawab dengan entengnya, "ambil sendiri."

"Ya udah gue ambil sendiri"

"Ya silahkan," ucap Sabrina dengan polosnya

"mau lihat badan gue nih ceritanya?" Tutur Sastra seolah-olah mengatakan pada Sabrina bahwa 'gue telanjang'

"e-eh!" Sabrina mencegah, "gue ambilin," Dengan rasa terpaksa, Sabrina mengangkat badannya dengan malas.

Ia mengambilkan handuk untuk Sastra dan melangkah gontai ke depan pintu kamar mandi. Ia menghela nafasnya sejenak, dan kemudian mengetuk pintu kamar mandi.

"Kak Sastra, ini handuknya," Ucap Sabrina lempeng

Sastra membuka pintu kamar mandi, memiringkan badannya dan memamerkan telanjang dadanya serta rambutnya yang masih basah dan terkesan menjengkelkan di mata Sabrina.

"Terimakasih nona," Sastra mengedipkan mata kanannya, ia tersenyum miring ke arah Sabrina yang langsung memasang wajah gelinya. Entah kenapa mood cowo cuek yang galak ini menjadi senang menggoda istrinya.

"Dasar penjilat," Gumam Sabrina kembali berjalan mengarah ke ranjang.

"Sini yang ngatain gue penjilat, gue jilat beneran," Celetuk Sastra menggoda namun menantang. Ya walaupun aslinya Sastra merasa jijik sendiri dengan ucapannya.

"Ewh." Sabrina bergidik ngeri, lalu menjatuhkan badannya ke ranjang lagi dan kembali menutup mata karna rasa kantuknya.

Tak perlu menunggu lama lagi, Sastra keluar dari kamar mandi dengan celana hitam selutut tanpa kaos dibadannya. Ia berjalan mengarah ke Sabrina yang merebahkan badannya di ranjang.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now