69. Accident

7.1K 526 200
                                    

Sastra meletakkan gadis mungil yang tengah terlelap itu dari gendongannya. Secara hati-hati, ia tetap membiarkan Kimmy tertidur di ranjang berukuran besar tersebut.

Gadis kecil yang seharian bersamanya ini terlihat sepuluh kali menggemaskan saat tertidur. Wajahnya bak malaikat kecil yang suka bersenandung di surga. Bibir mungil dengan pipi tembam membuatnya terlihat gempal, meskipun sebenarnya kurang tepat.

Tubuh Kimmy memang berisi, tapi masih cenderung ideal untuk anak kecil seusianya. Tapi kalau dilihat dari jari-jari tangannya, tangan Kimmy akan membulat sempurna ketika ia mengepal. Dan kalau disamakan dengan makanan, kepalan tangan Kimmy seperti mochi berukuran besar dengan lelehan coklat didalamnya. Sungguh menggemaskan anak kecil ini!

Sastra mengusap kening Kimmy, menyingkirkan dari rambut poni yang menutupi wajah cantik anak kecil itu. Perlahan, Sastra tersenyum tipis, dan mengecup lembut dikening Kimmy. Entah kenapa, ia menjadi sangat ingin memiliki malaikat kecil seperti Kimmy.

Sastra mengalihkan pandangannya, ketika seorang cewek baru saja keluar dari kamar mandi, dengan wajah basah seusai cuci muka itu mengerjap, memandangnya.

"Kenapa?" Tanya Sabrina untuk kesian kalinya ketika saling pandang dengan Sastra.

Sastra memperhatikan cewek itu. Rambutnya yang digulung hingga keatas hingga menyisakan anak rambut, seragam osis yang sudah tidak rapi karna mencuat keluar, serta kerah bajunya yang terlihat basah karna terciprat air. Membuat Sabrina terlihat jauh dari kata 'cute', dan seperti tengah menggoyahkan iman Sastra.

"Basah tuh. Buruan ganti baju, nanti masuk angin." Kata Sastra beranjak dari ranjang, dan keluar dari kamarnya. Memberikan ruang untuk Sabrina.

Sastra berjalan keluar, menuju ke dapur, lalu meraih cangkir kosong dari rak alat makan. Ia mengambil stok kopi hitam instan yang memang sengaja disimpan jika sewaktu-waktu mampir ke apartment.

Ia menuangkan bubuk kopi ke dalamnya, dan menuju ke dispenser. Menyalakan mode panas disana.

Sambil menunggu air panas, Sastra berjalan menuju jendela, yang tergeletak sebuah asbak di sana. Cowok itu merogoh kantong celananya, tersimpan sekotak rokok.

Ia mengambil seputung rokoknya, dan membakar ujungnya dengan korek matic yang sengaja ditaruh disudut jendela.

Sastra menghisapnya, dan menghembuskannya keluar jendela. Ini adalah putung ke dua yang ia hisap dihari ini.

Tepat ketika ia menyesap rokoknya lagi, pintu kamar terbuka. Menampilkan Sabrina yang beralih mengenakan tanktop hitam ditubuhnya.

Sastra tak habis pikir, gadisnya ini sedang menggodanya atau bagaimana?

Tapi Sabrina terlihat cuek, ia justru berjalan menuju ke lemari es dan menggeledah, ada stok makanan apa saja disana.

"Cari apa?" Tanya Sastra menyentil rokoknya di atas asbak, guna menghilangkan abunya.

Sabrina menoleh ke sumber suara, memandang Sastra "Kak Sastra nggak punya stok makanan?"

Sastra tak menjawab, cowok itu malah terlihat tenang menghisap rokoknya, dan menghembuskannya. Raut wajah Sabrina berubah masam melihat aktivitas Sastra sekarang.

Ia terdiam dengan wajah datar, menatap Sastra yang tengah  menitis rokoknya, "Order aja, biar aku yang ambil di bawah."

"Aku ga mungkin nyimpen makanan di kulkas, yang ada numbuh jamur."

Sabrina menghela nafas, beranjak menuju ke sofa, dan menyalakan televisi disana. Cewek itu terlihat badmood dengan perut laparnya.

Sastra menyesap rokoknya sekali lagi, dan mematikan bara apinya diatas asbak. Ia beranjak mengambil cangkir yang sudah terisi bubuk kopi tersebut, dan mengucurkan air panas dari dispenser.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now