22. Bad day

11.4K 496 10
                                    

"Eh Aldo, kenapa ada a--"

Sabrina mengernyit, "lo yang kemarin malem kan?"

Aldo yang masih berdiam diri langsung mengedarkan pandangannya ke arah luar. Ia berjalan beberapa langkah menuju pintu uks dan mendapati Gigha dan Sabrina yang sedang berdiri berhadap-hadapan.

Sabrina menoleh, menatap sekilas ke arah Aldo, kemudian kembali melihat ke Gigha, "lo kenal Aldo?"

Rasanya jarang sekali Sabrina mendengar seorang gadis selain dirinya memanggil Aldo dan bertanya dengan nada sedikit panik. Diketahui sendiri, tak ada perempuan yang berani bertanya pada Aldo karena tak mau mendengar jawaban pedasnya.

"Kenal. Gue kan temen sekelasnya. Juga udah ketemu sih sebelumnya" Jawab Gigha dengan mantap.

Sabrina diam, menatap Gigha dengan sedikit tak rela. Entah apa yang membuatnya tak rela, tapi ia merasa posisinya sedikit tergeser dari daftar teman perempuan Aldo. Ya walaupun yang mengakui teman dari sisi Gigha, bukan Aldo sendiri.

Gigha tersenyum, "lo sekolah sini juga?"

"Iya" Jawab Sabrina singkat. "Duluan." Pamitnya pergi meninggalkan ruang uks. Dalam pikirannya sekarang adalah tak ingin bertemu Aldo untuk saat ini.

Gigha kembali menatap Aldo yang sedari tadi menatapnya datar, "Dia siapa?"

"Pacar gue." tutur Aldo.

Gigha terdiam. Rasanya sedikit menyesak, tapi pikirannya berputar dan terlintas kejadian kemarin malam, "tapi kemarin gue ketemu dia lagi sama cowok."

Kini Aldo yang tak berucap. Rasanya ia tak mau percaya dengan kata-kata Gigha. Tapi jelas tadi Sabrina juga melontarkan bahwasannya mereka berdua sempat bertemu kemarin malam.

"Dia abangnya." Jawab Aldo asal.

Gigha mengangguk paham sembari mengedarkan senyum tipis yang dipaksakan. Berbeda dengan Aldo yang perasaannya sedang berkecamuk dan penasaran. Seorang cowok? Dengan siapa Sabrina keluar bersama cowok selain dirinya? Ada yang lain?

Banyak pertanyaan dalam diri Aldo sekarang, tapi ia memilih melangkah pergi keluar meninggalkan ruang uks dengan seluruh pertanyaan yang terus mengiang dipikirannya.

"Aldo mau kemana?" Tanya Gigha sesaat sebelum Aldo benar-benar pergi.

"Bukan urusan lo." ketus Aldo.

****

Sabrina memilih diam dan tak mau bertatap muka dengan Aldo setelah kejadian tadi pagi yang membuatnya jengkel menghadapi sikap Aldo yang terlalu tidak peduli dengan keadaan sekitar. Ia juga memindahkan posisi duduknya ke sebelah Reina yang kebetulan kosong karna pemiliknya tak masuk.

Sebenarnya tadi ia berniat duduk di samping Hildam karna biasanya jika Aldo sedang sibuk Osis, dia akan duduk bersama cowok selera humor receh itu.

Tapi ia baru mengetahui sesuatu. Bahwa kursi kosong di samping Hildam sudah diisi oleh tas warna hijau tosca yang mana pemiliknya adalah Gigha.

Sabrina jadi mengurungkan niatnya.

"Udahlah sab, gue udah gak kenapa-napa kok. Lagian tadi dia udah nolongin gue kan?" Ucap Reina yang sekarang sedang menyanggah kepalanya dan menatap ke arah Sabrina yang sibuk menyalin catatan.

Gadis yang kini rambutnya sedang dikuncir rapih itu menoleh dan tersenyum manis ke arah Reina, "gapapa. sekali-kali gue diemin."

Reina menghela nafas, kemudian ia memainkan handphonenya.

Sabrina kembali melanjutkan kegiatan mencatatnya, sampai ia menyadari ada bagian kosong di lembar catatan "eh Rein, ini rumusnya kok gak ada sih?"

Reina menoleh, "Ah iyaa, gue lupa nyatet dibagian itu. Coba liat punya yang lain."

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now