40. Riddle

8.3K 436 42
                                    

Aldo baru saja selesai mengurusi sponsor dan urusan-urusan yang menyangkut Festival sekolah yang akan dilaksanakan besok lusa. Cowok itu menghela nafasnya, dan melirik ke temannya yang juga selesai mengecek berkas-berkas.

"Lo makan dulu gih, Al. Lo daritadi kayanya ga semangat gitu." Ujar Joshua, partner Aldo yang ikut menghandle festival sekolah.

"Ntar aja. Gue belom laper." Ujar Aldo menghela nafas.

Ke dua cowok itu mulai berjalan di koridor kelas, dari arah parkiran motor. Joshua melirik ke arah gerbang, yang ternyata ada keramaian disana. Membuat cowok itu bingung, dan menyenggol pada Aldo yang belum menyadari.

"Itu kenapa dah, Al? Kok rame bener." Ujar Joshua menunjuk ke arah gerbang, membuat Aldo mengernyit dan menggidikkan bahunya.

"Ga tau. Berantem paling." Jawab Aldo sekenanya.

Joshua diam, mengamati dan mulai menganalisa sendiri, "Kalo berantem, pasti udah pada heboh teriak-teriak."

Aldo hanya menghela nafas, ikut memandang kemana arah mata Joshua. Ia malas sebenarnya, bila harus melihat keramaian seperti itu. Membuang-buang waktu. Cowok itu terpaksa ikut mengamati, dengan wajah tanpa ekspresi.

Sedetik kemudian, kerumunan siswa itu membuka celah. Memperlihatkan seorang gadis yang dituntun dengan siswa pmr di kanan dan kirinya.

"Lah? Itu bukannya temen sekolah lo, Al?" Joshua memalingkan wajahnya pada Aldo. Cowok dihadapannya itu masih memandang lurus, memperhatikan dan juga nampak bingung.

"Itu Gigha kan?" Joshua menoleh ke arah gadis itu lagi, memastikan, "Kenapa dah, wajahnya lebam kaya habis dipukulin gitu."

Aldo tidak berucap sedikitpun. Ia hanya memandang lurus,  sambil menatap novel yang berada ditangan kiri cewek itu. Bantuan tandu datang, Gigha dibawa di menggunakan tandu. Novel yang tadinya dibawa Gigha, diambil alih oleh salah satu siswi pmr.

Novel yang dibawa Gigha itu terlihat sama seperti yang ia berikan pada Sabrina pada waktu ulang tahun. Pikirannya menalar yang tidak-tidak. Tapi pikirannya kembali berputar, novel itu tidak dicetak hanya satu buku. Mungkin hanya sama saja.

"Heh! Itu si Gigha anak cheers kelas lo kan? Bener gak?" Tanya Joshua sambil menyenggol lengan Aldo. Cowok itu terlalu serius menatap ke arah Gigha.

"Iya."

"kenapa tuh mukanya? Kok lebam begitu" Tanya Joshua penasaran.

Aldo menoleh, menatap bingung ke arah Joshua, "Gue kan dari tadi pagi sama lo, Josh"

Seperti ditampar kecil, Joshua baru tersadar. Cowok itu menyengir, kemudian mengusap tengkuknya, malu, "ya udah. Gue mau ke ruang osis dulu, mau proposal dulu."

Aldo mengangguk, membiarkan Joshua berjalan lebih dulu. Meninggalkannya yang kini merasakan hal yang tidak nyaman. Ia melirik ke sekitarnya, dilihatnya Natasya, yang tak sengaja menatapnya juga.

Cewek itu langsung bergegas, berlari dari kelas, datang menhampirinya.

"Sabrina diculik!"

Seperti dihantam kuat pada jantungnya. Aldo terdiam, otaknya mendadak blank dan tidak tahu harus merespon apa.

"Aldo!" Pekik Natasya, membuat cowok dihadapannya ini menatapnya dengan tatapan kosong, "Lo denger gak sih?!"

Cowok itu mulai mengepalkan tangan, sorot matanya perlahan mulai terkobar kemarahan. Ia langsung menggerakkan langkah kakinya dengan cepat, membelokkan tubuhnya dan menuju ke kantin.

****

Sastra menatap cewek dihadapannya tanpa ekspresi. Matanya menatap datar, mengamati raut wajah adik kelasnya yang nampak panik dan ketakutan. Di samping Sastra, masih ada Adim yang juga bingung karna kedatangan Reina, yang mendadak memberi tahunya tentang kabar penculikkan Sabrina.

SABRINA & SASTRAKde žijí příběhy. Začni objevovat