51. Menjelang Puncak

8.7K 418 21
                                    

Festival Sekolah adalah salah satu kegiatan tahunan yang paling ditunggu-tunggu para siswa ataupun guru. Panggung besar yang menjadi sorotan, stand bazar yang berjejer rapih dipinggir lapangan, serta pameran seni di ruang auditorium, membuat betapa serunya acara tahunan tersebut.

Tiga hari diadakan bazar, tiga hari menampilkan pertunjukan dari para siswa, dan ketika menghinjak hari terakhir akan ada guest star yang diundang.

Ini adalah hari ketiga, guestnya adalah fourtwnty, band ternama yang sering dielu-elukan anak muda karna lagu-lagunya yang membawa kesejukan kala menanti senja.

Bazar yang biasanya dibuka untuk para siswa, kini berganti untuk umum. Para siswa bebas berkeliling membeli jajanan apapun tanpa rasa khawatir jika stand bazar kelasnya tidak laku.

Jadwal panggung dimulai lebih sore, sekitar jam setengah tiga. Masih terasa sengatan matahari, tapi tidak membuat semangat para siswa menurun dan mundur dari hadapan panggung.

Seragam kotak-kotak yang biasanya dikenakan, kini telah berganti pakaian bergaya kasual. Neat, colorful and looks so compact. Perarturan yang meminta para siswa mengenakan pakaian bermotif floral kini dipatuhi.

Baik siswa maupun siswi mengenakan kemeja floral, sneakers ternama mulai dipamerkan, gaya  sosialita mulai ditunjukan. Siswa kalangan menengah atas mulai terlihat. Yang biasanya mengenakan seragam, kini gaya hidup mereka aslinya terlihat.

Para siswi memoles wajahnya dengan makeup tipis, sekadar mempercantik diri. Waistbag serta jam tangan dikenakan para siswa, juga ikut menunjang fashion mereka. Berpadu sangat baik ketika berkerumun di tengah lapangan.

Mereka semua senantiasa excited pada festival sekolah setiap tahunnya.

Menyambut hari terakhir dimana puncak acara terlaksana, Sabrina, gadis yang sekarang mengenakan jumpsuit hitam floral dengan rambut yang diurai hingga menutupi punggung itu baru saja keluar mobil.

Ia menarik nafas, dan menghembuskannya dengan rasa senang. Melepas pikiran negatif serta perasaannya yang kacau karna hari-hari sebelumnya.

Ia sudah tidak punya tanggung jawab untuk mengurus teater. Semua sudah terlaksana, dan gilirannya untuk menikmati festival.

Ponsel yang ia genggam sedari tadi di mobil, menyala. Menampilkan notifikasi dari grup chat teman-temannya. Semua heboh, ikut bergembira merayakan. Mengirim beberapa foto jepretan, entah aib ataupun sengaja melakukan tradisi anak muda. Selfie.

Sabrina tersenyum melihat teman-temannya berdiri, bergerombol, berfoto dalam satu buah jepretan dengan bantuan tongsis.

Ditengah foto ada Hildam, dengan luka lebam biru yang samar-samar terlihat. Ada Aden yang paling terdepan membawa tongsis. Ada Reina dan beberapa teman perempuan lainnya. Termasuk Natasya and the genk. Juga ada Gigha yang mengenakan stelan jumpsuit berwarna putih. Sama dengan Sabrina, tapi jumpsuit milik Gigha terlihat lebih terbuka.

Dari senyuman Gigha, Sabrina jadi teringat kejadian lalu yang begitu mengerikan untuknya. Melihat pipi mulus Gigha, yang ia tidak ketahui bagaimana sakitnya ditampar begitu kuat oleh Chaca, membuatnya ngilu dan memilih mematikan ponselnya buru-buru.

Ia memandang lurus, ingatan-ingatan buruk mulai bersarang dipikirannya, membuat dirinya diam tak berkutik. Hanyut dalam pikiran tak mengenakan dirinya.

"Kenapa?" Suara besar milik Sastra mengalihkan perhatian Sabrina. Membuat gadis tersebut menoleh dan menggeleng begitu saja.

Sastra hanya menatap heran gadisnya itu. Sabrina yang sedari tadi memaksanya untuk ke sekolah kini mendadak berubah jadi diam. Entah apa yang membuat gadis itu seperti terpaku karna lamunannya.

SABRINA & SASTRADonde viven las historias. Descúbrelo ahora