43. Pertarungan

8.9K 505 69
                                    

Naik motor bareng orang utan,
Dari author mengucapkan met lebaran!😚

Hmmm. Paansih

****

Rasa takut masih menyelimuti diri Sabrina. Dikejar para cowok dengan tubuh besar dan berniat jahat padanya sungguh membuat dirinya tak menyangka dan lemas kala mengingatnya.

Mereka begitu berambisi dan mengerikan kala mengejar Sabrina tadi. Ditambah lagi rasa khawatirnya pada Chaca yang tadi lari berpisah. Sabrina tak tahu kemana akhirnya Chaca bernaung. Setaunya, cewek itu tadi juga dikejar tiga cowok berbadan kekar yang mengerikan.

"Kenapa kamu bisa sama mereka?" Tanya Aldo serius. Membuat Sabrina makin gencar mengingat kejadian tadi.

Sabrina menarik nafas dan menutup kedua matanya. Ia menghela nafas perlahan.

"Kenapa?" Tanya Aldo mendesak. Membuat dirinya terasa paling menyedihkan karna tidak merasakan hal menenangkan saat ini.

Bibir Sabrina bergetar, ia ingin menjelaskan. Tapi sulit. Ia terlalu takut untuk saat ini. Tangannya yang terbalut kasa putih ini pun membuat ia teringat akan tubuh yang terbalut atmosfir panas.

"Jawab," Pinta Aldo. Suaranya datar, tidak seperti nada menggetak. Tapi mampu membuat Sabrina merasa terdesak.

"Aku ga bisa jelasin sekarang!" Ujar Sabrina setengah menjerit, ia takut. Dirinya butuh sesuatu yang menenangkan saat ini. Bukan didesak dengan pertanyaan yang membuatnya tambah takut.

"Tolong jangan pinta aku buat jelasin. Aku juga ga tau kenapa aku bisa sampai dikejar mereka! Yang aku tau cuma mereka semua berniat jahat!" Ujar Sabrina histeris.

Dadanya sesak, nafasnya tidak beraturan. Membuatnya seperti orang depresi, ketakutan.

Sabrina menoleh ke arah jendela, menatap keluar sana dengan penuh kemirisan. Jari-jari tangannya mencengkram kuat pada ponsel milik Chaca

Perlahan, matanya mengalir setetes cairan bening. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan jika nantinya terjadi isakan karna tak mampu mengontrol tangisannya karna terlalu takut.

Aldo melirik pada Sabrina sekilas, kemudian menari nafas, dan menghelanya dengan berat,

"Maaf,"

Ia merasa menyesal telah membuat gadis yang duduk di sampingnya ini kian ketakutan. Pikirannya sekarang sedang kacau, terbebani urusan-urusan yang akan terus berdatangan sampai festival sekolah selesai terlaksana. Membuat ia terkadang tak mampu mengendalikan rasa emosinya.

Sabrina menelan ludahnya kesulitan. Nafasnya terdengar kasar dan tak beraturan. Ia menatap ke luar jendela mobil dengan dahi berkerut dan pikiran yang melayang kemana-mana.

Gerombolan cowok tadi. Chaca. Sastra. Dan apa yang terjadi pada mereka semua.

Ia hanya mampu memikirkannya. Tidak bisa memastikan semua akan baik-baik saja.

Sampai akhirnya, salah satu yang berada dipikirannya terjawab dengan pandangan yang ia dapati sekarang.

Chaca tengah menaiki motor trail yang ditunggangi cowok yang ia kenali. Bidal.

Cewek itu juga terlihat kelelahan. Dengan anak rambut yang menempel di sisi kanan kiri wajahnya karna keringat. Serta sorot mata panik, karna tiga cowok berbadan besar yang tadi mengejarnya, sudah terbaring lemah di aspal jalanan sekarang.

"Bidal?" Gumam Aldo heran.

Merasa bahwa Aldo juga menatap apa yang ia tatap, Sabrina menoleh. Meminta cowok itu mendekatkan pada motor Bidal.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now