10. Banyak Rezeki

14.4K 647 37
                                    

"Sab, bangun." Suara bariton sedikit serak terus mendengung di telinga Sabrina.

Perlahan Sabrina membuka kelopak matanya, ia sudah berhadapan dengan seorang pria telanjang dada duduk di tepi ranjangnya yang masih nampak basah dengan tetesan air dirambutnya.

"Lo gak enak badan?" Sastra menaruh punggung tangannya pada dahi dan leher Sabrina, "badan lo anget."

"Gapapa kok. Aku sehat." Sabrina bangkit dari tidurnya, menyenderkan punggungnya pada sandaran ranjang.

"Jangan dipaksain." Sastra menatap intens ke arah Sabrina.

"Engga kak. Aku sehat." Selak Sabrina.

"Yakin?"

"Yakin kak." Sabrina tersenyum tipis ke arah Sastra yang sedang menatapnya serius.

"Morning kiss dulu kalau gitu." Goda Sastra yang langsung mendekatkan wajahnya ke arah Sabrina.

Cup

Sastra mencium jari telunjuk Sabrina.

"Engga sekarang," Sabrina tersenyum "nanti malem aja. Hehehe" Sabrina langsung turun dari ranjang dan terbirit ke kamar mandi. Sastra berhasil dibuatnya terbelalak.

"Bener ya? Gue pegang nih omongan lo." Ucap Sastra dengan senyuman lebar.

"Iya, tunggu nanti malem ya." Teriak Sabrina dari dalam kamar mandi, Sastra terkekeh.

****


"Sabrina sakit?"

Sastra mengangguk sambil mengunyah roti gandumnya di depan meja makan.

"Kenapa? Gara-gara teater kemarin ya? Kamu sih jemputnya kelamaan." Omel wanita paruhbaya dengan kesibukannya mengaduk susu yang masih hangat.

"Kemarin makan eskrim," celetuk Sastra.

"Kok kamu bolehin makan eskrim sih-"

"Pagi!" Seru Sabrina sambil menuruni anak tangga. Lantas Rima melihat ke sumber suara sekilas. Ia yang mula-mula berada di dapur, langsung berjalan mantap ke arah Sastra yang sudah terkekeh.

"Berani ya kamu bohong sama mama," Umpat Rima sambil mencubiti lengan Sastra yang kekar itu.

"Awww" Sastra meringis, "coba mama cek badan Sabrina sendiri"

Rima langsung mendekat ke arah Sabrina dan langsung meletakkan telapak tangannya ke arah dahi Sabrina, "iya anget. Kamu yakin mau berangkat sekolah?"

"Yakin ma," Sabrina mengangguk.

"Ya udah kalo misalnya di sekolah ga kuat. Pamit pulang aja. Pasti dibolehin." Saran Rima.

Sabrina tersenyum.

"Ini dihabisin ya" Rima langsung mengambil segelas susu dan menyerahkan pada Sabrina.

Sabrina menarik kursi, duduk dihadapan Sastra yang sudah menghabiskan roti gandumnya. Sabrina meneguk susu pemberian mama mertuanya hingga habis.

Rima berjalan ke arah kamarnya, meninggalkan Sabrina dan Sastra yang asyik menikmati sarapannya. Ia mengambil sesuatu berwarna merah, dan kembali ke ruang makan.

Bersamaan dengan Humar dengan kaos putih tipisnya yang sedikit basah karna sisa air mandinya.

Rima berdiri di belakang Sabrina, ia langsung menggunakan benda merahnya itu. Lantas Sabrina kaget dan menoleh ke belakangnya.

"Mama?" Ucap Sabrina

Sastra dan Humar langsung melirik ke sumber suara, Rima yang tersenyum manis ke menantunya.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now