21. meet

12.6K 472 6
                                    

"Beraninya jangan cuman sama cewek,"

BUGH

Pria bertubuh jangkung itu tersenyum merekah, melihat korban yang ia tonjok mengusap pipinya serta ujung bibir yang kini mengalir darah. Ia tersenyum miring meskipun korban sekaligus lawannya itu menatapnya tajam.

"Kenapa? Lo gak suka?" ia menyisir rambutnya sekilas dengan tangan kirinya. Seolah-olah lawannya itu menginginkan menatap wajah sangar dan tampannya.

"ANJING!"

Nyaris satu hantaman mengenai rahangnya, namun dengan cekatan ia menepis kuat dan menendang keras perut lawannya, "pergi sana anjing. Lemah"

Lawannya yang kini terbaring di tanah hanya meringis dan memegangi perut seperti layaknya orang keracunan.

Memang racun setiap hantaman kuat dari pria bernama Sastra. Hanya sekali tendangan saja lawannya mampu menggeliat sekarat bagai dipukuli satu kampung.

"Berani godain cewek jangan yang cantik doang," celetuk Sastra remeh, "tuh cewek yang lagi gelantungan di pohon sekalian lo ajak dating. Gak susah, makannya cuman kemenyan."

Sabrina yang mendengar celetukan tak jelas itu hanya memutar bola matanya malas, "itu kuntilanak kali" gumamnya.

Sabrina menoleh ke arah perempuan yang menangis di dalam kedua telapak tangannya. Ia menghela nafas, dan mengusap-usap punggung perempuan itu.

"Tenang, lo selamat kok." Sabrina memeluk perempuan itu, "udah jangan nangis."

Sabrina rasa perempuan dihadapannya sekarang ini adalah seorang gadis yang umurnya tak jauh beda dengannya, ia melepas pelukannya dan menatap penuh keteduhan,

"hey, lo aman. Ayolah  ga usah nangis. Lo mau berdiri sambil nangis kaya gini sampai pagi?"

Sastra datang menghampiri Sabrina setelah pria penggoda, Ah ralat, sibencong bejat yang beraninya menggoda perempuan itu kabur sambil meringis kuat diperutnya.

"Kalo lo nangis kaya gini terus, gue bakal manggil cowo tadi buat nyium lo."

Dengan cepat Sabrina menepuk lengan Sastra, "Ish! Malah tambah nangis nanti!"

Sastra tersenyum tipis, "ya siapa tau."

Tapi tanpa diduga, celetukan Sastra tersebut ampuh hingga membuat gadis dihadapannya itu berhenti menangis dan melepas perlahan ke dua telapak tangannya yang sedari tadi menempel di wajah.

"Makasih udah mau nolongin gue," ucap gadis tersebut sambil menahan sesenggukan.

Sabrina mengangguk, "rumah lo dimana? Mau bareng gak?"

Gadis itu menatap Sabrina intens. Pandangan matanya mengedar dari bawah sampai atas, sepertinya ia kenal.

"Hey?"

Sontak gadis itu menggeleng, "gak. Rumah gue udah deket kok. Tinggal masuk gang itu, udah ada securitynya."

"Oke, duluan ya."

*****

Hari ini, gadis si pemilik jurus puppy eyes sudah resmi melepas perban kakinya. Oh astaga, rasanya terlepas dari balutan yang sangat menyebalkan adalah hal yang paling ia tunggu. Memang tak butuh waktu lama ia harus terbalut perban coklat tersebut, karna memang sakit dikakinya tidak terlalu parah.

Ya walaupun hari ini ia belum bisa mengikuti pelajaran olahraga, tapi setidaknya memperhatikan laki-laki tampan yang pakaiannya sudah setengah basah cukup menakjubkan.

"Ganteng, cuman judes aja, ehehe" Gumam Sabrina yang pandangannya tak lepas dari sosok Aldo. Yap, Sabrina sekarang sedang duduk di pinggir lapangan basket sendirian dan masih menggunakan seragam formal sekolah.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now