42. Run! Sabrina!

8.3K 487 74
                                    

CIEEE CIEE NUNGGUIN😙

Happy reading!

***

"Kita dapet titiknya bos!"

Gara tersenyum merekah ketika sebuah titik merah sedang bergerak mengikuti jalur yang tak ia ketahui. Meski titik tersebut belum tentu tertuju pada objek yang ia cari, tapi Gara yakin. Milik teman lamanya itu pasti akan menemui Chaca.

"Pantengin terus titik merahnya! Jangan sampai lepas!" Perintah Gara pada anak buahnya itu.

Beberapa detik kemudian, titik merah tersebut menghilang. Membuat Gara mengernyitkan alis.

"Simcardnya dilepas, bos!"

Gara nyaris tersulut emosi. Tetapi ia sadar, titik merah milik Adim itu memberi sebuah ingatan lama pada alamat rumah orang tua Chaca.

Ia membalikkan badan, menatap beberapa teman sejawatnya yang berpenampilan sangar tersebut.

"Kita tangkep Sabrina, sebelum Sastra yang dapetin" Ucap Gara, "Siapin mental. Kalian bakal jadi pemenang hari ini."

****

Chaca melirik perempuan yang tengah duduk dipinggir ranjang kamarnya. Perempuan itu nampak asyik dengan sebuah buku album warna hitam yang ia berikan sekitar lima menit yang lalu.

Chaca mengernyitkan alis ketika perempuan itu tiba-tiba tertawa dan melesatkan pandangannya.

"Ini kak Sastra?" Tanya Sabrina mengangkat buku album tersebut. Menunjuk selembar foto dimana seorang cowok berwajah datar, tengah dipeluk gerombolan cowok yang menyengir sambil memeluknya dari samping kanan dan kiri.

Chaca ikut terkekeh, kemudian mengangguk antusias.

"Iya. Waktu itu Sastra nraktir mereka pakai uang hasil untung di distronya." Ucap Chaca menjelaskan.

"Terus mereka pada seneng banget sampe meluk-meluk Sastra gitu. Emang dasarnya tuh cowok-cowok pada ganjen banget kalo godain Sastra."

Sabrina tertawa mendengar penjelasan Chaca yang menggebu-gebu.

"Mana Sastra orangnya paling ga suka kaya digituin. Masih aja pada melukin Sastra." Lanjut Chaca bergidik geli, "belom pernah ditampol kali ya, mereka."

Sabrina tertawa, dan kembali mengalihkan pandangannya pada album foto tersebut.

Ia menelaah satu persatu foto yang mana lebih dominan dari gerombolan cowok. Atau bisa disimpulkan malah, sampai saat ini Sabrina belum menemukan foto Chaca sekali pun.

"Kok foto lo ga ada disini, kak?"

Chaca menoleh pada Sabrina. Cewek itu yakin, Sabrina akan menanyakan hal itu. Tapi ia membiarkan pertanyaan Sabrina menggantung, dan melanjutkan aktifitasnya. Ia berfikir sebentar, menata sebuah kalimat.

"Album itu sebenernya bukan punya gue," Ucap Chaca, "punya sahabat gue."

Sabrina diam, memperhatikan cewek yang menatapnya dengan serius.

Suasana menjadi hening seketika. Bibir Sabrina mengatup tak bersuara atau menanggapi ucapan Chaca. Raut wajah cewek itu terlihat serius, tetapi nampak ada kekecewaan dikilat matanya.

Sabrina menunduk, memperhatikan album foto itu lagi. Takut jika Chaca tak suka pada bahasan yang menyangkut masa lalu.

Semua foto di dalam buku tersebut selalu diisi wajah para cowok yang tengah menaiki motor. Hampir semua foto itu diambil tanpa diketahui orangnya. Atau biasa disebut candid.

SABRINA & SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang