41. Clue

8.3K 479 43
                                    

Seorang gadis dengan pakaian serba hitam itu melirik cewek yang sedang terduduk di sofa. Cewek itu nampak meringis kesakitan pada pergelangan tangannya yang memerah. Itu semua karna dirinya yang terlalu kasar menariknya.

Tapi ia panik! Ia terlalu khawatir, jika cewek bertubuh pendek ini berhasil dibawa Gara.

Chaca berjalan ke nakas ruang tamu, membuka lacinya dan mengambil sekotak obat dan kapas. Lalu kemudian berjalan mendekat ke arah Sabrina yang menunduk dan menatap pergelangan tangannya.

"Sorry. Semoga ini membantu." Ujar Chaca duduk di hadapan Sabrina, dan menyodorkan kotak warna putih tersebut.

Sabrina menatap nanar cewek dihadapannya ini. Sangat asing dan tak pernah ia lihat sebelumnya.

Bisa dikatakan, Sabrina memuji kecantikan cewek bernama Chaca ini. Mata hazel warna biru, paras wajahnya yang cantik dan blasteran, juga bekas luka pinggir rahangnya. Membuat cewek itu terkesan cantik, tapi sedikit bringas.

"Lo siapa?" Cicit Sabrina dengan nada hati-hati. Jujur, ia masih takut, setelah tadi melihat begitu kasarnya cewek ini menampar Gigha.

Chaca menyincing alisnya sebelah. Speechless melihat suara lembut dan mata Sabrina yang begitu jernih. Dari antara cewek yang pernah ia lihat, baru kali ini Chaca merasa gemas pada perempuan.

Oh, jadi selera ceweknya Sastra si cowok bangsat tuh yang kaya mochi begini. Ledek Chaca dalam hati.

Chaca menahan senyumannya, "gue Chaca."

"Iya, udah tau," Sahut Sabrina cepat, "tapi lo siapa?"

Perempuan dihadapan Chaca ini menatap dirinya penuh. Sepasang mata yang nampak berlinang rasa penasaran dan siap menyimak segala penjelasan. Membuat dirinya seperti guru tk dan anak kecil yang ingin mendengar dongeng kancil.

"Ya—" Ucap Chaca ragu-ragu, "gue Chaca."

"Bukan nama," Pekik Sabrina, "Tapi lo siapa?"

Chaca bingung sendiri, "gue?" Tanyanya menunjuk diri sendiri. Sabrina mengangguk, "iya."

Chaca mengerjapkan matanya, Bingung. Menghadapi gadis yang menggemaskan ini nyaris sama berhadapan dengan anak kecil umur tiga tahun.

"Gue yang nyulik lo, lah!" Jawab Chaca sekenanya.

Dilihatnya, wajah Sabrina yang nampak melongo karna ucapannya. Ia sendiri juga bingung harus menjawab apa, karna tak tahu maksud pertanyaan gadis pendek ini.

"Ah, ga penting gue siapa. Yang penting, lo obatin dulu tangan lo," Ujar Chaca sembari mengeluarkan beberapa obat botol, "bisa-bisa, gue dibunuh Sastra kalo dia lihat tangan lo lecet begini."

"Lo tau Kak Sastra?" Tanya Sabrina tiba-tiba. Membuat Chaca mendongak dan menatapnya.

Chaca mengangguk kecil sebagai jawaban. Ia tak menyangka, karna ternyata Sabrina tidak terfikir kalau ini semua sangkut pautnya dengan Sastra.

Kalau bukan karna cowok itu, Sabrina tidak akan menjadi incaran Gara, dan membuat Chaca membawanya kesini.

Chaca menatap Sabrina yang memandangnya penuh dengan pertanyaan. Membuat sepintas ide jahil muncul dipikirannya.

Ia tersenyum miring,"Gue mantan pacarnya Sastra." Ujarnya percaya diri.

Tatapan Sabrina perlahan berubah menjadi kaget dan tidak percaya. Ekspresi wajah Sabrina begitu lucu, membuat Chaca menunduk dan menahan senyum tawanya.

Sedangkan Sabrina,

Mendadak perasaannya seperti disiram air cuka, asam. Ia tidak menyangka, selera Sastra begitu cantik sebelumnya. Berbeda dengan dirinya, yang pendek, sering diledekin, sering dijahilin.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now