18. jadi?

12.1K 508 8
                                    

"Gigha duduk sini aja, Eh lo pindah bangku sono"

"Gig, sini-sini duduk bareng gue."

"Jangan duduk sama dia gig, bayar ntar. Sama gue aja, gratis"

"lo kata gue tukang ojek"

"Gig, sini duduk samping gue. Kursinya bisa goyang sendiri gig."

"Kursi gue ada gratis pijetnya lho gig,"

Gigha hanya tersenyum sipu. Pasalnya jadi bahan rebutan seperti ini membuatnya makin sungkan dengan kelas barunya. Ia malah menjadi malu diperlakukan 'istimewa' dengan teman-teman kelasnya

Aldo yang sibuk dengan laptopnya hanya melirik sekilas ke arah Gigha yang makin bingung, tapi tak disangka tatapan Aldo bertepatan dengan Gigha yang juga menatapnya.

"Aldo?" Ucap Gigha memastikan

Aldo menoleh, mengernyitkan alisnya.

"Lo Aldo abangnya Tara kan?"

"lah Al, lo kenal Gigha?" Celetuk Hildam yang menyadari ke dua manusia ini seperti saling kenal.

"Bukan urusan lo." Ketus Aldo.

Lantas Hildam langsung menabok keras pundak Aldo yang kemudian mendapat hadiah tatapan tajam dari Aldo.

Hildam memasang cengirannya, "ya maap-maap nih do, lo tau kan gue jomblo sebulan yang lalu. Kenalin lah tuh cewe ke gue,"

Aldo memutar bola matanya malas, "Gue kenal dia juga cuman sekedar kenal. Bukan yang tahu seluk beluk kehidupannya."

"elah, gapapa lah. Yang penting lo kenal. Kan jadi gampang tuh gue nya buat kenal dia juga," Goda Hildam sambil menaikturunkan alisnya, "ye gak?"

"Serah lo." Aldo kembali memfokuskan matanya ke arah laptop. Ia masih mampu mendengar makhluk dibelakangnya itu mengucapkan kata 'asoy, mantap' yang sering menjadi kata andalan.

"Aldo," Gigha masih berdiri di dekat meja Aldo, dan orang-orang kelas masih sibuk adu mulut untuk siapa yang akan dipilih menjadi teman semeja, "Gue duduk sama lo aja ya? Ini gue bingung nih."

Aldo menoleh, "Sorry, bangku gue ga kosong."

"Tapi ini kosong kan?" Tanya Gigha sebagai pembelaan.

"Orangnya lagi ga masuk," Jawab Aldo mantap, "Gue ga mau besok lo berebut tempat duduk sama dia."

"Gue bisa ngomong ke orangnya baik-baik kok," Gigha membela diri lagi.

Aldo menoleh ke Gigha, "Ga bisa. Dia orang spesial buat gue, lo ga boleh gantiin posisinya."

Hildam yang tadinya sibuk mengoles pomade ke rambutnya jadi mendongak, "Eh iya, Sabrina kemana, do?"

Aldo menengok ke Hildam, lalu ia menoleh pandangannya ke arah Gigha lagi, "Dia Hildam."

Seketika senyuman lebar tercetak di bibir Hildam.

Wah, gue dikenalin beneran nih.

"Tampangnya aja alay. Aslinya tambah alay," Celetuk Aldo

anjeng -_-

"tapi setidaknya dia orang yang asik buat temenan. Lo bisa duduk sama dia." Lanjut Aldo.

Hildam memang duduk sendirian semenjak ada beberapa siswa yang berpindah kelas atau sekolah dengan alasan pindah keluar kota, masalah pengurutan ranking sekolah dan lainnya. Jadi, sebelum kedatangan Gigha, murid kelas ini berjumlah ganjil dan lima diantaranya duduk sendiri-sendiri tanpa teman semeja.

Salah satunya Hildam ini.

Gigha tersenyum manis, ia berfikir sejenak, "Kayanya gue duduk sama anak cewek aja deh,"

SABRINA & SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang