52. Lomba Dadakan

7.8K 440 49
                                    

Sore itu, alunan musik band yang dibawakan anak kelas dua belas bersama dengan para gadis yang menebar-nebar pesona, mulai meriuhkan suasana.

Sabrina baru saja menyesap bubble teanya yang ia beli di salah satu stand bazar umum.

Ia membalikkan badan dan memandang ke arah panggung berukuran besar tersebut. Dikelilingi oleh siswa-siswi sekolahan, membuatnya mengerucutkan bibir. Rasanya ingin ikut bergabung bersama mereka.

Bersama dengan gadis berambut sepundak yang berdiri di sampingnya, Sabrina menoleh, melirik Reina yang sedang sibuk mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

"Eh, Sab, Kak Sastra tadi kemana?" Gadis berambut pendek itu memandang ke Sabrina, tak lepas tangannya yang masih mengaduk bubble teanya.

"Ke warung depan bentar." Sabrina kembali menyesap minumannya. Tatapannya mulai menyapu pemandangan sekitar yang lambat laun mulai ramai karna orang-orang yang berdatangan.

Reina mengernyit, memandang heran ke arah Sabrina yang terlihat santai, "Dia masih sering sebat?"

Diliriknya Reina dengan tampang polosnya. Ia mengangguk kecil dengan sedikit keraguan.

"Tapi gak separah dulu, sebelum nikah." Celetuk Sabrina jujur.

Di detik selanjutnya, Reina terperanjak kaget mendengar ucapan Sabrina. Gadis itu perlahan menajamkan matanya, menatap Sabrina dengan alis yang mengernyit satu.

Sedangkan Sabrina yang baru saja mengatakan kata nikah jadi terdiam sejenak. Mencerna kata-katanya barusan, lalu otaknya berputar mundur, mencari alasan lain ketika Reina bertanya padanya.

"Nikah? Maksudnya?" Reina memandang cewek disampingnya dengan cermat.

Sabrina menggeleng, merubah raut wajahnya dengan tawa kecil, "Nggak, maksud gue, sebelum kita jadian."

Untuk ke dua kalinya, Reina terkejut. Perlahan, garis wajahnya yang kaget, melunak berubah menjadi senyuman lebar dibibir. Alis matanya kian naik, dengan pancaran kebahagiaan.

"Jadi kalian beneran pacaran?" Tanya Reina meyakinkan.

Reina terlihat bergairah menatap Sabrina. Gosip-Rumor-Berita yang selama ini beredar di sekolah, benar adanya. Perihal Sabrina adalah pacar Sastra. Sebenarnya, semua murid sudah yakin betul, kalau gadis menggemaskan itu mampu meraih perhatian Sastra.

Hanya saja, ke dua insan itu secara terang-terangan tidak mau mengklarifikasi. Hal sederhana itu membuat para penikmat gosip menjadi gencar gemetar, penasaran bukan main.

Tapi siapa juga yang tidak heboh, kalau cowok cuek, tampan dan manly itu dimiliki seorang gadis polos dan menggemaskan seperti Sabrina.

"Ya gitu deh," Sabrina menjawab seadanya.

Reina mengangguk paham, dengan raut wajah senang karna mendengar pengakuan Sabrina. Ia menoleh pada sekali lagi, memandang wajah Sabrina yang merona merah muda. Terlihat sangat lucu ketika ia mengatakannya dengan malu-malu.

Pantas saja kakak kelas tampan nomor satu dan cowok yang ia sukai begitu menyayangi Sabrina.

Jujur saja, ketika waktu itu Reina mendengar berita bahwa Sabrina berpacaran dengan Sastra, perasaannya campur aduk.

Ada rasa iri karna keberuntungan Sabrina yang berhasil mengambil perasaan Sastra, sekaligus juga senang, berita bahwa Aldo hanya sebatas sahabat untuk Sabrina itu benar.

"Aldo gapapa kalian pacaran?" Celetuk Reina langsung.

Pertanyaan Reina begitu membuatnya sadar bahwa selama ini Aldo tidak mengetahui hubungannya dengan Sastra.

SABRINA & SASTRAWhere stories live. Discover now